Jalan Tengah 'Perang Sawit'
Sabtu, 06 November 2010 – 00:45 WIB
Data-data di atas membuktikan bahwa rakyat kita pun telah menikmati boom sawit. Produksi CPO dari perkebunan rakyat bahkan mencapai 7.209.000 ton pada 2009, melampaui produksi PTPN yang hanya 2.253.000 ton, lebih tiga kali lipat di tahun yang sama. Memang, (perusahaan) swasta besar masih lebih tinggi, yakni 9.978.000 ton.
Tak heran ketika krisis pada 1997-1998 lalu, petani sawit Labuhanbatu malah berpesta-pora. Banyak yang membeli mobil baru, membangun rumah, dan menyekolahkan anaknya ke Jawa, ketika dunia usaha saat itu sedang krisis. Maklum, rupiah terpuruk menjadi Rp 17.500 per USD, yang dengan sendirinya mendongkrak hasil penjualan CPO.
Saya kira, yang diperlukan saat ini adalah perlunya menemukan jalan tengah antara pengusaha perkebunan sawit dan kalangan LSM dan pemerintah, dalam merumuskan perkebunan sawit yang ideal bagi segenap komponen dan elemen bangsa.
Apakah RSPO adalah salah satu jalan keluar? Barangkali iya. Tetapi dengan catatan, RSPO harus mendengar keluhan para produsen, dan khususnya bagi Indonesia, bolehlah menerima RSPO dengan menimbang kepentingan Indonesia secara berimbang.