Jalan Tengah 'Perang Sawit'
Sabtu, 06 November 2010 – 00:45 WIB
Pemerintah pun sudah mencanangkan, tak ada lagi perluasan kebun sawit. Karena dengan rekayasa benih sawit, dimungkinkan meningkatkan produksi dalam setiap hektare secara luar biasa.
Masalah kita adalah masih kecanduan mengeskpor CPO. Bukannya membangun industri hilir dengan segenap produk turunannya, yang berjalan bagus di Malaysia. Akibatnya, nilai lebih itu lari ke luar negeri, yang jika dikonversikan ke dolar atau rupiah sangat luar biasa.
Masalah lain adalah, Dana Bagi Hasil (DBH) di bidang perkebunan belum kita nikmati, khususnya bagi provinsi pengahasil sawit, seperti Sumatera Utara, Riau dan sebagainya, sebagai lumbung sawit di Indonesia. Semua hasilnya disedot pemerintah pusat, dan tak dikembalikan sebagian ke daerah, seperti halnya DBH minyak bumi yang dinikmati oleh Provinsi Riau dan Aceh misalnya.
Orang di Sumatera Utara, agaknya cemburu jika APBD NAD yang daerah dan penduduknya lebih kecil, tetapi APBD-nya lebih besar dibanding Sumatera Utara.