Jalan Tengah TNI

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Jalan Tengah TNI
Helikopter Tri Matra Flight membawa bendera Merah Putih saat flypast perayaan HUT ke-77 TNI di Langit Monas, Jakarta, Rabu (5/10/2022). Perayaan HUT ke-77 TNI mengangkat tema 'TNI Adalah Kita' menampilkan flypast pesawat tempur F-16, atraksi Jupiter Aerobatic Team dan helikopter Tri Matra Flight membawa bendera merah putih. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/nz (ANTARA FOTO/WAHYU PUTRO A)

ABRI kembali direorientasi menjadi TNI dan dibuat benar-benar steril dari politik.

Absennya TNI dari kegiatan politik dalam 20 tahun terakhir melahirkan supremasi sipil yang penuh dinamika. 

Pada era Joko Widodo sekarang supremasi sipil melahirkan koalisi besar pendukung pemerintahan.

Koalisi politik besar ini melakukan koalisi dengan kekuatan bisnis yang sering disebut sebagai oligarki.

Rezim Jokowi dianggap tidak memberi ruang yang cukup bagi demokrasi yang dinamis.

Sementara TNI--yang secara historis selalu ikut aktif dalam percaturan politik--dipaksa untuk menepi dari kancah politik nasional. 

TNI harus menanggung dosa politik akibat keterlibatannya dalam rezim Orde Baru Soeharto selama 32 tahun.

Masyarakat sipil di Indonesia—terutama kalangan liberal—memahami posisi historis TNI dengan perspektif yang berbeda, sehingga kemudian berusaha melepas TNI dari ikatan historis yang sudah melekat sebagai bagian kesejarahan. 

Sejak era perang kemerdekaan sampai masa-masa awal kemerdekaan, TNI tidak menjadi bagian yang terpisah dari masyarakat sipil.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News