Jalan Zulhas
Oleh: Dahlan Iskan
Senin, 27 Juni 2022 – 07:08 WIB
Begitulah komoditas. Juru klasifikasi sangat menentukan. Kata-katanya bak hakim agung: inkracht! Mau dipotong 8 persen atau ditolak.
Alasan pemotongan banyak: tidak hanya kurang matang, juga terlalu matang. Ada yang berjamur. Rusak. Kosong.
Dalam sesapuan pandang saja juru grading langsung bertitah: potong sekian persen.
Petani selalu tidak ada pilihan: terpaksa menerima. Membawa kembali sawit itu hanya akan menambah sampah yang harus dibuang.
"Kita ini betul-betul penny wise, pound foolish," kata Tini.
Tunggu.
Pemerintah sudah berniat memperbaiki semua itu. Sudah ada program yang disebut percepatan ekspor. Setelah melarang, kini mempercepat.
Dampak pelarangan itu begitu cepat. Dampak percepatan itu begitu lambat.