Jalur Migrasi Orang Aborigin Menghubungkan Sorong hingga Hobart
“Orang (Aborigin) berbicara tentang itu, ketika tanah ini dibuat, ketika nenek moyang tiba, ketika pencipta menciptakan tanah ini," ujarnya.
"Dalam cerita-cerita rakyat itu, terutama dalam lagu-lagu dan syair-syair, kita mungkin menemukan informasi yang cocok, tapi juga mungkin bertentangan dengan pendekatan para ilmuwan," kata Prof Lynette.
Ia menyebut peta baru ini hanyalah titik awal dan bukan fakta yang pasti dalam sejarah Aborigin.
"Peta ini dibuat berdasarkan bukti ilmiah dan bukti arkeologi, tapi masih berupa model dan saya kira hal itu penting untuk diingat. Ini bukan hal yang sudah solid tapi masih fleksibel," katanya.
Namun peta ini penting, kata Prof Lynette, karena memberikan kita perangkat untuk memahami apa yang terjadi di masa silam.
Kedua peneliti sepakat perlunya berkolaborasi dengan masyarakat Aborigin untuk menyempurnakan pemodelan ini.
"Masyarakat Aborigin adalah mitra dalam penelitian. Mereka bukan pemangku kepentingan, kami pun bukan pemangku kepentingan," kata Prof Lynette.
"Kami merupakan mitra. Kami mengerjakan materi dari mereka di tanah mereka. Itu warisan mereka, dan kami sebagai peneliti, apakah Pribumi atau bukan, haruslah menghormati tradisi, kebiasaan, dan harapan mereka," ujarnya.
Enam puluh ribu tahun silam, ketika wombat seukuran badak dan kanguru pemakan daging masih hidup di Australia, orang aborigin baru saja tiba di sini
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Ketua MRP Papua Barat Daya: Jangan Golput, Pastikan Pesta Demokrasi Aman dan Lancar
- Program Sarapan Sehat Bergizi tak Hanya untuk Anak Didik, Tetapi juga Menyasar Para Guru
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Yohannis Manansang Berencana Bangun Rumah Sakit Internasional di Sentani
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu