Jam Kerja Pelajar Internasional Dibatasi, Ada Kekhawatiran Australia Akan Kekurangan Pekerja
"Kami tidak mengatakan tidak perlu ada pembatasan. Tapi kami mengatakan pembatasan menjadi 24 jam per minggu, dari yang sebelumnya tidak ada pembatasan sama sekali, adalah terlalu drastis."
Dia juga khawatir munculnya "pasar tenaga kerja gelap".
Namun menurut perkumpulan mahasiswa internasional di Australia tidak adanya pembatasan jam kerja juga menciptakan konsekuensi tersendiri.
"Yang terjadi adalah banyak mahasiswa yang kerja terlalu banyak," kata Presiden Dewan Mahasiswa Internasional Yeganeh Soltanpour.
"Kita melihat banyaknya mahasiswa yang terlalu lelah, kami melihat bisnis mengambil kesempatan ini untuk mempekerjakan mahasiswa seolah-olah mereka tidak mengerti."
"Mahasiswa disuruh bekerja terus menerus lima hari seminggu, kadang ditaruh kerja malam hari sampai pagi, sehingga mereka kelelahan dan tidak bisa fokus mengerjakan tugas."
Yeganeh mengatakan kerja tiga hari seminggu bagi kebanyakan mahasiswa sudah cukup untuk mencapai keseimbangan antara kerja dan tugas mata kuliah.
Tapi ia mengaku kalau mahasiswa yang juga harus menanggung biaya hidup keluarganya di Australia sekarang ini akan mengalami kesulitan karena semakin mahalnya biaya hidup di Australia.
Mulai 1 Juli, mahasiswa internasional di Australia hanya boleh bekerja selama 48 jam per dua minggu
- Tampil Cantik di Premiere Wicked Australia, Marion Jola Dapat Wejangan dari Ariana Grande dan Cynthia Erivo
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Ahmad Luthfi Tegaskan Komitmen Lindungi Hak Pekerja di Jawa Tengah