Jamaah Medan Meninggal di Pesawat

35 Persen Calhaj Berisiko Tinggi

Jamaah Medan Meninggal di Pesawat
Jamaah Medan Meninggal di Pesawat
Alumnus Universitas Al Azhar, Mesir itu mengatakan rekor jamaah tertua saat ini dipegang jamaah haji perempuan asal Medan yang berusia 101 tahun. Jamaah perempuan itu kini sudah tiba di Tanah Suci pada pemberangkatan kloter pertama dan dalam kondisi baik-baik saja. "Kemenag hanya bisa membatalkan pemberangkatan jamaah yang menderita penyakit menular," terang Ghafur.

Penyakit yang diderita 35 persen jamaah berisiko tinggi itu di antaranya diabetes, jantung, dan paru-paru. Oleh karena itu, di setiap kloter disiapkan tim petugas kesehatan yang terdiri atas satu dokter dan dua perawat. Menurut dia, jamaah haji yang terlapor dalam kondisi sakit sebelum pemberangkatan bisa datang ke klinik yang disediakan PPIH. "Kategori kondisi fisik jamaah dinyatakan tidak mampu jika telah diopname," katanya.

Selama ini, kata Ghafur, jamaah maypritas memaksakan berangkat haji karena bercita-cita mati syahid. Terlebih lagi karena meninggal di Tanah Suci adalah keutamaan bagi sebagian besar umat Islam. Jamaah yang meninggal di Arab Saudi, akan mendapat asuransi sebesar Rp 32 juta bagi ahli waris. Jamaah yang meninggal karena kecelakaan atau bencana akan mendapatkan asuransi dua kali lipat yakni Rp 64 juta.

Ghafur mengatakan, sejauh ini pemberangkatan jamaah haji 2010 masih lancar. Hanya saja, kata dia, terdapat keterlambatan penerbangan seperti kloter pertama Batam. Menurut dia, hal itu lantaran masalah teknis dan pilot asing yang kelelahan. "Pemberangkatan jamaah haji hari ketiga besok (hari inim Red) akan ada 17 kloter dari seluruh embarkasi di Indonesia," ujar dia.

JAKARTA - Kabar duka datang dari kloter pertama pemberangkatan calon jamaah haji dari embarkasi Medan. Seorang jamaah calhaj Indonesia bernama Siswanto

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News