Jamie Raskin

Oleh Dahlan Iskan

Jamie Raskin
Dahlan Iskan. Foto: disway.id

Sang putri tidak mau kehilangan ayah. Sehari sebelumnya dia baru kehilangan kakak laki-lakinya yang bunuh diri.

Akhirnya sang putri mengizinkan bapaknyi ke Capitol, tetapi ada syaratnya. Sang putri harus ikut untuk menjaganya.

Ketika sang ayah di ruang sidang sang putri menunggu di ruang lain. Ketika pendukung Trump menyerbu masuk Capitol sang putri sembunyi di bawah meja. Ancaman kematian di mana-mana di gedung itu.

Adegan itulah yang ditayangkan Prof Raskin di sidang pendahuluan Senat. Dramatik sekali. Itulah alasan mengapa menyidangkan Trump di Senat tidak melanggar konstitusi.

Saat itu wakil Republik masih selalu mengatakan menyidangkan Trump adalah inkonstitusional. Mengapa? Trump sudah bukan presiden lagi. Senat sudah tidak bisa menjangkau orang yang sudah tidak menjabat.

Raskin beralasan: kalau Trump tidak bisa diadili karena sudah bukan presiden, maka presiden yang akan datang bisa berbuat semaunya di hari terakhir masa jabatan. Toh besoknya sudah tidak menjabat lagi.

Pengadilan di Senat itu, kata Raskin, perlu untuk mengamankan masa depan.  Akhirnya, putusan hari itu, Trump layak diadili di Senat.

Enam orang anggota Senat dari Republik juga berpendapat begitu. Maka pemungutan suara dilakukan: 56:44. Trump layak diadili di Senat.

Betapa serunya kalau Trump masih bisa main di medsos. Ia sudah dilarang secara permanen untuk menggunakan Twitter.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News