Jamkesmas Masih Amburadul !
Senin, 20 Juli 2009 – 03:33 WIB

Jamkesmas Masih Amburadul !
JAKARTA - Sudah dua tahun program jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) berjalan. Namun, hingga kini program itu dinilai belum memuaskan masyarakat. Indonesia Corruption Watch (ICW) menilai, pelaksanaan Jamkesmas masih amburadul. Masih banyak biaya pengobatan yang belum tercover program pengganti Askeskin itu. Hal itu dikhawatirkan memicu konflik kepentingan. Sebab, Depkes berperan sebagai penyelenggara sekaligus verifikator penerima Jamkesmas. Memang, Depkes melalui Dinkes menunjuk tim verifikator independen. "Tapi, bagaimana bisa independen kalau yang membayar mereka juga Depkes," cetusnya. Karena itu, program Jamkesmas dinilai lebih fair jika diserahkan kepada perusahaan asuransi. "Ngapain Depkes ngurusi Jamkesmas. Kayak perusahaan asuransi saja," ungkapnya.
Peneliti Pelayanan Publik ICW Febri Hendri A.A. mengatakan, sebagian besar biaya pengobatan yang dicover Jamkesmas adalah biaya obat murah. Pengobatan dengan biaya tinggi kerapkali harus ditanggung masyarakat. Alhasil, keluarga miskin (gakin) belum sepenuhnya bisa mendapat layanan kesehatan gratis. "Penggunaan Jamkesmas kurang optimal," cetus Febri.
Baca Juga:
Sejak awal, ICW sudah menyorot pelaksanaan program yang dinilai menyalahi UU 40/2004 tentang Sistem Jaminan Sosial itu. Sebab, seharusnya program itu dilaksanakan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). "Namun kenyataannya, dalam proses transisi dari Askes ke Jamkesmas yang menyelenggarakan adalah Depkes dan Dinkes," ujarnya. Seharusnya, Depkes lebih bermain dil evel kebijakan.
Baca Juga:
JAKARTA - Sudah dua tahun program jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) berjalan. Namun, hingga kini program itu dinilai belum memuaskan masyarakat.
BERITA TERKAIT
- Waka MPR: Program Wajib Belajar 13 Tahun Harus Diwujudkan
- Pelanggan McD Indonesia Donasi Rp 750 Juta ke 40 Sekolah melalui Program NBD
- Dosen Unnes Ternyata Lakukan Pelecehan Terhadap 4 Mahasiswi
- Stok Pangan di Kota Tangerang Aman Hingga Lebaran, Tidak Perlu Panic Buying
- Usut Kasus Investasi Fiktif, KPK Periksa Petinggi PT FKS Food dan IMM
- Ratusan Santri Dilatih Usaha Boga dan Barista, Gus Yasin: Upaya Penanggulangan Kemiskinan