Jamsostek Potensi Rugi Rp 5,4 Triliun
Kamis, 09 Oktober 2008 – 10:55 WIB

Jamsostek Potensi Rugi Rp 5,4 Triliun
Dari Asia, Bank Sentral Tiongkok menurunkan suku bunga pinjaman berjangka satu tahun sebesar 0,27 persen. Sedangkan Bank of Japan, meski tidak berpartisipasi dalam pemangkasan suku bunga, menyatakan mendukung langkah yang diambil bank-bank sentral Eropa dan Amerika. ''Pemotongan suku bunga sangat penting untuk menginjeksi dan merekapitalisasi perbankan yang sangat butuh dana,'' kata Marc Chandler, global head of currency strategy Brown Brothers Harriman, perusahaan konsultan finansial, seperti dikutip dari Associated Press kemarin (8/10).
Keputusan yang diambil secara mendadak itu menyusul anjloknya bursa-bursa saham Asia dan Eropa. Indeks Nikkei 225 melorot hampir 10 persen dan merupakan yang terburuk dalam dua puluh tahun terakhir. Sedangkan indeks Dow Jones di Bursa Efek New York (NYSE) -meski sempat terangkat 2 persen pada sesi pembukaan tadi malam- kembali melemah.
Saat ini, AS menghadapi penurunan harga saham terbesar mendekati masa Depresi Besar (Great Depression) pada 1929-1930. Kala itu juga terjadi kepanikan di mana semua investor melepas sahamnya. Menurut Wikipedia, hingga akhir 1954, bursa tidak pernah kembali seperti sebelum 1929. Ekonom Richard M. Salsman menyebut, siapa pun yang membeli saham pada pertengahan 1929 dan menyimpannya, mereka akan melewati masa tua tanpa pernah melihat harga sahamnya kembali. (owi/sof/oki)
Merosotnya harga saham di lantai bursa terus memakan korban. Kali ini perusahaan asuransi tenaga kerja BUMN PT Jamsostek (Persero) yang mengaku menelan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Dirut Bank DKI Jamin Dana Nasabah Aman dan Non-tunai KJP Plus Tetap Lancar
- Harga Emas Antam Hari Ini 20 April 2025, UBS dan Galeri24 Sama Saja
- Transaksi Tabungan Emas Pegadaian Diproyeksikan Naik 10 Kali Lipat pada Akhir April
- 165.466 Kendaraan Meninggalkan Jabotabek saat Libur Panjang
- Satgas Ramadan & IdulFitri Pertamina Dinilai Berhasil Memitigasi Lonjakan Permintaan BBM
- Pemda Diminta Jadi Motor Investasi dan Pemerataan Ekonomi