Janda Tua dan Anak Gadisnya Tewas Dibantai

Janda Tua dan Anak Gadisnya Tewas Dibantai
Janda Tua dan Anak Gadisnya Tewas Dibantai

jpnn.com - DOLOK MASIHUL-Dortia boru Sianipar (98) dan putrinya yang masih gadis, Jojor Parulian boru Siahaan (50), ditemukan tewas bersimbah darah di kediaman mereka, Dusun II, Desa Batu XIII, Kec. Dolok Masihul, Sergai, Sumut, Selasa (24/9) siang.

Kuat dugaan, ibu-anak yang dikenal sebagai juragan tanah itu dibantai orang dekat yang ingin menguasai harta bendanya.

Jenazah mengenaskan kedua korban pertama kali ditemukan Tumiar boru Siahaan (58), putri ketiga korban yang rumahnya berjarak 200 meter dari lokasi. Hasil penyelidikan polisi, ibu -anak diperkirakan dihabisi menggunakan pisau dan benda tumpul pada Senin (23/9) dinihari lalu.

Hal ini dibuktikan dengan adanya luka tikam dan hantaman benda tumpul di tubuh keduanya. Saat ditemui di lokasi kejadian, Tumiar yang masih syok mengaku terakhir kali melihat ibu dan adik bungsunya pada Minggu (22/9) siang.
 
“Waktu itu (Minggu, red)  aku lagi menjemur padi dan masih melihat ibu dan adiku itu. Selama ini mereka hanya tinggal berdua saja. Tapi keesokan harinya aku tak melihat mereka lagi. Tadi siang aku datang ke mari (rumah korban) sekira pukul 10.00 WIB. Aku bermaksud untuk melihat apakah padi yang kutitipkan kemarin sudah digiling apa belum. Karena beberapa hari lalu, aku minta tolong pada adikku untuk menggilingkannya kalau ada mesin padi lewat,” kenang Tumiar dengan daraian air mata.

Setiba di lokasi, Tumiar curiga melihat pintu dan jendela rumah orangtuanya masih tertutup rapat, sedang pintu depan terkunci dari dalam. Karena tak ada sahutan meski sudah dipanggil berkali-kali, Tumiar yang curiga pun pergi ke belakang rumah. Di sana ia mendapati pintu belakang tak terkunci.

Untuk memastikan yang terjadi, Tumiar pun masuk ke dalam makin curiga melihat kelambu tempat tidur ibu dan adiknya masih terpasang. Tapi saat diperiksa, Tumiar melihat tubuh ibunya bersimbah darah. Tumiar makin syok saat membuka kelambu tempat tidur adiknya. Ternyata Jojor juga sudah terkapar dengan kondisi sama dengan ibunya.
 
Selanjutnya Tumiar mengangkat jasad ibunya 2 meter dari kamar tidur ruang tamu (belakang lemari). Menurut Tumiar, hal itu ia lakukan karena masih penasaran dan tak yakin kalau ibunya telah meninggal. Tapi berulang kali dipanggil dan dibangunkan, ibunya tak kunjung bangun.

Sadar sang ibu telah tiada, Tumiar sontak managis histeris dan keluar rumah untuk memberitahukan kejadian itu pada keluarga dan warga sekitar. “Memang tak ada barang berharga yang hilang. Karena di rumah ini memang tak ada benda berharga maupun uang dalam jumlah besar, sebab uang penjualan padi kemarin dititipkan ibu pada keluarga di Tebingtinggi. Begitu juga perhiasan milik ibu dan adikku,” lirihnya.

Karena itu Tumiar yang masih trauma itu menduga pelaku adalah orang dekat bermotif rebutan harta. "Bah, kurasa gara-gara hartalah ini. Kalau perampokan, pintu rumah tak ada yang rusak, pas aku masuk tadi pagi cuman pintu belakang yang terbuka. Selain itu rumah juga tak berantakan. Hanya saja pintu lemari sudah terbuka semua," tandasnya.

DOLOK MASIHUL-Dortia boru Sianipar (98) dan putrinya yang masih gadis, Jojor Parulian boru Siahaan (50), ditemukan tewas bersimbah darah di kediaman

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News