Jangan Anggap Sepele, Kenali Gejala Depresi dari Ringan Hingga Berat
jpnn.com - Masih banyak stigma seputar bunuh diri yang beredar di masyarakat. Salah satunya, keinginan bunuh diri kerap dilekatkan pada kondisi depresi.
Namun, apakah penyebab bunuh diri selalu bisa dikatakan depresi atau ada kondisi kejiwaan lain yang dapat juga memicu bunuh diri?
Bunuh diri tak selalu depresi
Depresi sendiri diartikan sebagai kelainan suasana hati yang menyebabkan perasaan sedih dan kehilangan minat secara terus-menerus.
Gangguan kesehatan mental ini dapat memengaruhi penderita dalam berpikir dan berperilaku, sekaligus bisa memicu berbagai masalah fisik maupun emosional.
Gejala depresi dapat bervariasi dari ringan hingga berat, antara lain:
- Perasaan sedih, murung yang terus-menerus.
- Kehilangan minat atau kesenangan dalam aktivitas yang disukai.
- Perubahan nafsu makan (penurunan berat badan atau penambahan berat badan yang tidak terkait dengan diet).
- Kesulitan tidur atau sebaliknya terlalu banyak tidur.
- Merasa tidak berharga atau bersalah.
- Kesulitan berpikir, berkonsentrasi atau mengambil keputusan.
- Pikiran tentang kematian atau bunuh diri.
Dari sederet gejala tersebut, bunuh diri sering sekali diidentikkan dengan gangguan depresi. Apakah benar demikian?
“Orang yang punya pikiran untuk bunuh diri tidak selalu dia alami gangguan depresi," ujar psikolog Ikhsan Bella Persada.
Apakah penyebab bunuh diri selalu bisa dikatakan depresi atau ada kondisi kejiwaan lain yang dapat juga memicu bunuh diri?
- 4 Tips Hadapi Stres Jelang Tahun Baru
- 5 Manfaat Rutin Minum Jus Apel yang Bikin Kaget
- Seorang Pegawai Bank Diduga Bunuh Diri di Tol Pekanbaru-Dumai, Begini Kronologinya
- 4 Minuman Kaya Nutrisi yang Membantu Mengatasi Stres dengan Cepat
- Mantan Menhan Ini Mencoba Bunuh Diri
- 8 Khasiat Kacang Kedelai, Aman Dikonsumsi Penderita Penyakit Ini