Jangan Berlebihan Mengkhawatirkan Varian Baru Covid-19 Omricon
"Omicron memiliki potensi penularan tinggi dan menurunkan efektivitas respons imun antibodi yang sebelumnya terbentuk dari infeksi maupun vaksinasi."
"Namun, tidak ada bukti keparahan yang tinggi dibanding varian yang lainnya," kata dia.
Di samping itu, Indonesia patut bersyukur karena program vaksinasi sudah mencakup sekitar 70 persen, berbeda jauh dengan cakupan vaksinasi di Afrika yang menjadi asal varian virus baru tersebut.
Paling penting, kata Yaqut, masyarakat Indonesia harus terus disiplin menerapkan protokol kesehatan.
Mulai dari memakai masker, menghindari kerumunan, mencuci tangan, mengurangi mobilitas dan menjaga jarak agar varian Omicron tidak menyebar di Indonesia.
"Pemerintah Indonesia juga melakukan ban (pelarangan penerbangan masuk) bagi sejumlah negara untuk mengantisipasi Omicron. Insyaallah selamat jika disiplin prokes," kata Yaqut.
Sebelumnya, Yaqut menyatakan aturan terbaru dari otoritas Arab Saudi bahwa calon jemaah umrah yang menerima vaksin Sinovac dosis lengkap wajib menjalani karantina selama tiga hari setibanya di tanah suci.
"Bagi jemaah umrah yang telah mendapatkan vaksin dosis lengkap dengan vaksin yang diakui WHO, diberlakukan karantina selama tiga hari," tuturnya.
Menteri Agama mengajak seluruh elemen masyarakat tidak berlebihan mengkhawatirkan varian baru COVID-19 Omricon.
- Ditanya Wacana Libur Sekolah Saat Ramadan, Menag Menjawab Singkat
- Kasus Virus HMPV Ditemukan di Indonesia, Ada yang Anak-anak
- Usut Kasus Pengadaan APD Covid-19, KPK Periksa Song Sung Wook dan Agus Subarkah
- Menag Sebut Masjid di IKN Bisa Dipakai untuk Salat Idulfitri 2025
- Ahlulbait Indonesia Bakal Gelar Muktamar Ke-4, Menag Nasaruddin Umar Akan Hadir
- Saksi Ungkit Jasa Harvey Moeis dalam Penanganan Covid, Lalu Ungkap Pesan Jokowi & BG