Jangan Buru-buru Transisi ke Energi Terbarukan
jpnn.com, JAKARTA - Indonesia tidak perlu buru-buru transisi energi dari energi fosil dan energi terbarukan. Meski proses tetap dilakukan, pembangkit fosil jangan serta-merta dimatikan sebelum ada sumber lain yang jelas terbukti.
Anggota Dewan Energi Nasional Herman Daniel mengatakan bahwa Indonesia belum mencapai puncak penggunaan energi. Berbeda dengan negara di Eropa dan Amerika.
“Mereka sudah mencapai puncak dan sekarang transisi,” kata dia dalam webinar Dampak Regulasi EBT Terhadap Ketahanan Energi Nasional, Senin (2/8).
Indonesia masih membutuhkan berbagai pembangkit saat ini, termasuk PLTU batubara, demi menggerakkan perekonomian nasional.
Sampai ada sumber energi yang bisa menggantikan pasokan dari pembangkit saat ini, Indonesia jangan buru-buru berencana menghentikan operasi pembangkit sekarang.
“Jangan sampai terjebak. Sudah terlanjur mematikan PLTU, ternyata pembangkit EBT tidak siap,” kata dia.
Dia mengingatkan pembangkit fosil masih mendominasi pasokan energi di Eropa dan Amerika.
Meski naik, pembangkit EBT masih rendah kontribusinya dalam penyediaan energi di Eropa dan Amerika.
Indonesia tidak perlu buru-buru transisi energi dari energi fosil dan energi terbarukan. Meski proses tetap dilakukan, pembangkit fosil jangan serta-merta dimatikan sebelum ada sumber lain yang jelas terbukti.
- 5 Langkah Utama untuk Capai Emisi Net Zero di Sektor Tenaga Listrik
- Prabowo Bakal Suntik Mati Operasional PLTU dalam 15 Tahun
- Menko Perekonomian Ungkap Potensi Baru Dukungan Transisi Energi untuk Indonesia
- Akses Listrik Berkeadilan Dinilai jadi Kunci Ekosistem Kendaraan Listrik
- Electricity Connect 2024 Siap Jadi Sarana Solusi Inovatif untuk Tantangan Transisi Energi Bersih
- Prabowo: Indonesia Dukung Energi Terbarukan & Pengurangan Emisi Karbon