Jangan Diremehkan, Anang Lebih Senang Bekerja 'Di Bawah Air'
jpnn.com - JAKARTA - Komjen Anang Iskandar tak mempersoalkan keraguan masyarakat terhadapnya saat memimpin Bareskrim Polri nanti. Bagi Anang, diremehkan merupakan hal biasa sejak menjadi anggota Polri. Namun, seiring waktu berjalan, Anang telah membuktikan bahwa dirinya mampu menjalankan amanah besar.
Bahkan, jabatan sekelas Kepala BNN maupun Kabareskrim pun dipercayakan kepada alumnus Akabri (sekarang Akademi Kepolisian) 1982, yang juga seangkatan dengan Kapolri Jenderal Badrodin Haiti dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo itu.
Anang sendiri seakan tak percaya bisa dipercaya menjabat Kepala BNN maupun Kabareskrim Polri. "Dulu orang (yang lagi) ribut-ribut, tahu-tahunya saya (malah) terpilih jadi Kepala BNN. Sekarang orang ribut-ribut, tahu-tahunya saya (dipercaya) jadi Kepala Bareskrim," kata Anang saat diskusi bertajuk "Penegakan Hukum tanpa Gaduh" di Jakarta, Sabtu (5/9).
Menurut Anang, segala keraguan itu akan bisa dibuktikan seiring dengan waktu yang berjalan. Beragam prestasi sudah dibuktikannya di BNN. "Bandar kelas satu di Asia bisa saya tangkap," tegas Anang.
Bahkan, ia melanjutkan, penyelundupan ganja delapan ton pun bisa digagalkan dengan cara kerja yang dijalankan BNN. "Kami bisa tangkap jaringannya lengkap. Artinya, ada penerima, siapa membiaya dan lainnya. Totalnya, sembilan orang (jaringan ini)," katanya.
Dia mengaku tidak usah gembar-gembor dalam bekerja termasuk melakukan penangkapan.
"Kita tidak bisa menangkap dengan cara gembar-gembor," tegasnya yang sudah 32 tahun berkarir di Korps Bhayangkara itu.
Bahkan, Anang melanjutkan, ketika ada 10 tahanan BNN kabur beberapa waktu lalu, juga berhasil ditangkap kembali. "Waktu itu 10 bandar kelas kakap kabur, saya hanya minta ke Tuhan agar saya pasti bisa menangkap kembali. Nyatanya, tertangkap semua," ungkap mantan Gubernur Akademi Kepolisian itu.
JAKARTA - Komjen Anang Iskandar tak mempersoalkan keraguan masyarakat terhadapnya saat memimpin Bareskrim Polri nanti. Bagi Anang, diremehkan merupakan
- KPK Proses Laporan Dugaan Korupsi Aset Pemkab Kutai Timur di Jakarta
- Kantor Imigrasi Jakpus Deportasi 14 WNA yang Langgar Izin Tinggal
- Seniman Faida Rachma Soroti Isu Hunian dan Kepemilikan di Jakarta Biennale 2024
- Demi Berantas Judi Online, Prabowo Sampai 3 Kali Panggil Menkomdigi
- Harakah Majelis Taklim Deklarasi Setop Kekerasan pada Perempuan-Anak
- Guru Honorer Supriyani dan Orang Tua Korban Berdamai, Lihat