Jangan Gunakan Isu Terorisme Untuk Serang Lawan Politik
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Said Salahudin mengatakan, sangat berbahaya jika salah satu dari dua kutub politik di Indonesia menggunakan isu terorisme untuk menyerang kelompok lain.
Menurut Said, peluang penggunaan isu terorisme sangat terbuka mengingat muncul persepsi pelaku mengatasnamakan Islam.
Sementara Prabowo Subianto diketahui banyak didukung umat Islam untuk maju kembali di Pilpres 2019.
"Dalam kaitan politik, bisa saja kelompok yang satu menyerang yang lain menggunakan isu terorisme berdasarkan persinggungan tadi," ujar Said kepada JPNN, Minggu (20/5).
Menurut Direktur Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma) ini, bisa saja ada pihak yang membangun opini seolah-olah pendukung Prabowo lebih dekat dengan teroris, dibanding kelompok pendukung Jokowi.
Hal tersebut menurutnya, sangat tidak diharapkan. Karena dapat menimbulkan efek yang sangat berbahaya bagi keutuhan bangsa.
"Ketika stigma pada kelompok tertentu yang tak punya hubungan dengan kelompok teroris coba dibangun, itu bisa memicu amarah.
Orang kalau sudah disudutkan akan bereaksi, ini saya khawatirkan akan membuat siatuasi tak kondusif," katanya.
Said berharap semua pihak di tanah air bergandengan tangan memberantas terorisme. Bukan malah menjadikannya sebagai komoditas politik.
Terorisme harus menjadi musuh bersama bukan dijadikan sebagai komoditas politik jelang pilpres.
- Kepala BNPT Ingatkan Waspadai Perkembangan Ideologi Terorisme dari Akarnya
- Gelar Rakernas 2024, BNPT Fokus Lindungi Perempuan, Anak, dan Remaja
- Turki Sikat Dua Teroris, Tak Ada Ampun untuk Terorisme
- Sosialisasi Masyarakat tentang Perpres 7 Tahun 2021 Diperlukan Mengatasi Terorisme
- Kiai Ali Sampaikan Peringatan untuk Semua Orang Tua, Ini Masalah Serius
- Banyak yang Tersesat Doktrin, Malah Jadi Korban Propaganda Teroris