Jangan Gunakan Zat Aditif Aftermarket ke BBM, Ini Risikonya
jpnn.com, ITALIA - Di pasaran banyak yang menawarkan produk zat aditif aftermarket untuk meningkatkan oktan bahan bakar minyak (BBM) pada kendaraan. Namun, pada sisi yang lain, zat aditif ditengarai justru bisa menurunkan performa bensin.
Oleh karena itu, Fuel Scientist Shell Global, Andreas Shaefer tidak menyarankan penggunaan zat aditif aftermarket ke dalam BBM. Sebab, zat aditif juga bisa membuat kadar kualitas BBM akan berkurang.
BACA JUGA: Penggunaan BBM RON Tinggi Mulai Meningkat
"Produk zat aditif aftermarket yang biasanya digunakan untuk dicampurkan ke bensin kendaraan sangat jelas kami tidak merekomendasikan," kata Andreas saat ditemui di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Menurut Andreas, zat aditif juga bisa menimbulkan efek negatif, sebab tidak hanya bicara bahan bakar tetapi juga bisa berdampak pada mesin. Sangat spekulatif (efek negatif) tergantung dari formula yang digunakan.
"Tapi pastinya OEM otomotif tidak merekomendasikan zat aditif aftermarket tambahan. Apalagi dicampur di bensin," jelas Andreas.
Sebelum BBM dilempar ke pasar, lanjut Andreas, produk BBM sudah lebih dahulu mengalami proses uji laboratorium. Andreas beralasan, setiap bahan bakar memiliki kadar oktan berbeda-beda.
Dikhawatirkan fungsi yang ada pada bahan bakar akan hilang jika ditambah zat aditif lainnya.
Fuel Scientist Shell Global, Andreas Shaefer tidak menyarankan penggunaan zat aditif aftermarket ke dalam BBM. Sebab, zat aditif juga bisa membuat kadar kualitas BBM akan berkurang.
- Shell Membantah Bakal Tutup SPBU di Indonesia
- Erbe, Zat Aditif BBM yang Diklaim Bisa Tekan Emisi Gas Buang
- Usaha Shell Meningkatkan Produktivitas Industri Lewat Pemanfaatan Pelumas Gemuk
- 80 Tim Dari 12 Negara Siap Meramaikan Shell Eco-marathon Asia Pacific 2024
- Pelumas Shell Mysella S7N Ultra Diklaim Tingkatkan Kinerja Industri Tenaga Listrik
- Menuju Bisnis Pusat Data Hijau, Shell Merilis Immersion Cooling Fluids