Jangan-Jangan, Indonesia Hanya Dijadikan Alat untuk Memasarkan Vaksin Tiongkok?
"Salah satu karakter tradisional China yang membuat negara-negara agak curiga sama China karena China dalam banyak kasus enggan mengelola itu pada level multilateral. China itu kan senang mengelola sesuatu dalam level bilateral."
"Karena kedekatannya dengan China, menurut saya Indonesia penting juga untuk bisa memikirkan dan mengajak China, misalnya: 'eh, perlu juga loh untuk mengelola vaksin ini di level WHO, yuk'."
Photo: Kedekatan Indonesia dengan China bisa berimplikasi negatif bagi Indonesia di Kawasan Indopasifik, misalnya dengan India yang bersebarangan dengan China dan sedang mengembangkan vaksin sendiri. (AP)"Jadi membuat China setidaknya pelan-pelan lebih terbuka terhadap kolaborasi multilateral dan lebih transparan, ... menurut saya kedekatan Indonesia dengan China bisa mendorong ini, bisa mensosialiasikan pentingnya keterbukaan dalam hal informasi COVID, misalnya. Indonesia bisa punya peluang di sana."
Soal transparansi ini juga menjadi perhatian Evan, termasuk dalam hal kerja sama vaksin dengan Indonesia.
"Hal yang paling penting adalah transparansi data. Jangan sampai kita demi nama hubungan baik dengan China lalu kita menutup-nutupi data, baik soal uji klinis, efficacy, atau lainnya."
"COVID harusnya bukan menjadi urusan politik atau hubungan bilateral," ujar Evan.
"Ini soal public health. Jadi soal transparansi, validitas data kerja sama vaksin itu harus dibuka seluas-luasnya aspek distribusi, logistik, komersialisasi atau lainnya."
Presiden Joko Widodo telah menerima dosis kedua vaksin CoronaVac yang dikembangkan perusahaan Sinovac Biotech di China
- Berikut Pemenang Lomba Instagram Reels ISDS Bertema ‘Menjaga Natuna, Menjaga Indonesia’
- Dunia Hari Ini: Assad Buka Suara Lebih dari Seminggu Setelah Digulingkan
- Lima Anggota Bali Nine Sudah Kembali dan Akan Hidup Bebas di Australia
- Dunia Hari Ini: Warga Australia Keracunan Minuman Beralkohol di Fiji
- Sekolah di Australia yang Menutup Program Bahasa Indonesia Terus Bertambah, Ada Apa?
- Hidup Baru Nurhadi