Jangan-jangan...Munas Golkar Cuma Topeng

jpnn.com - JAKARTA - Pertarungan politik di internal Partai Golkar belum berakhir. Salah satu indikatornya adalah masih digelar musyawarah daerah baik oleh kelompok Ancol maupun Bali.
“Saya terus terang mendengar ini mengerikan sekali. Artinya, pertarungan politik internal belum berakhir,” kata pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing, Minggu (28/2).
Dia menilai belum ada kerelaan dari dua kelompok yang bertikai dalam menyelesaikan konflik internal. Karenanya, ia curiga, kalau dua kelompok masih bertahan pada posisi masing-masing, dan munas ini hanya sebagai topeng. “Ya jangan-jangan cuma topeng. Padahal, perlu penyatuan faksi yang bertikai,” katanya.
Ia mengatakan, kalau penyatuan faksi tidak terjadi maka Golkar akan dibonsai terus. Karenanya, kata dia, konsekuensi politik yang harus ditanggung adalah Golkar akan jadi partai bonsai. “Kalau itu terjadi, Golkar akan tinggal riwayat,” tegasnya.
Memang, kata Emrus, dalam setiap partai pasti ada faksi. Perbedaan akan selalu ada. Namun, partai yang modern, bisa menyelesaikan konflik internal. Kalau tidak, maka akan ditinggalkan konstituen.
Dia pun heran, ketika konflik internal terjadi di Golkar, malah dibawa ke pengadilan dengan melibatkan pihak ketiga. Padahal, yang terjadi bukan masalah pidana. “Kedewasaan berpartai harusnya bisa menyelesaikan konflik di internal, tapi ini tidak terjadi,” ujar Emrus.
Bahkan, ia mengatakan, rapat pimpinan nasional bukan solusi terbaik menyelesaikan konflik. Yang terbaik adalah munas. (boy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Kemenag Perkuat Tata Kelola Zakat-Wakaf Lewat Tiga Pilar Strategis
- Sarmuji: Golkar Pastikan Hadir Jika Pemerintah Ajak Diskusi Soal RUU Perampasan Aset
- PORDI & Higgs Games Island Gelar Open Tournament Domino Makassar 2025
- Kepala BKN Desak Instansi Percepat Pengangkatan CPNS dan PPPK 2024, Ingat Deadline
- Elnusa Petrofin Perkuat Hubungan Harmonis dengan Jurnalis Lewat Silaturahmi
- Geledah Rumah La Nyalla, KPK Temukan Bukti Apa?