Jangan Kaget Melihat Bekas Darah di Rumah Duka
Kegiatan pesta kematian dari Tana Toraja yang diterapkan di daerah lain saat ini bukanlah menjadi masalah. Warga setempat pun menghormatinya.
Hal ini karena pelaksanaan perayaan pesta kematian bagi Suku Toraja merupakan suatu hal yang sudah seharusnya dilakukan walaupun sedang berada di perantauan. Asalkan pelaksanaan perayaan pesta kematiannya sudah atas seizin pemerintah daerah setempat.
“Harus ada izin dari pemerintah dalam pelaksanaannya, karena negara ini di bawah pimpinan pemerintah,” jelasnya, seperti diberitakan Radar Tarakan (Jawa Pos Group).
Setelah seluruh kegiatan selama disemayamkan jenazah di rumah duka, tibalah waktunya untuk melakukan pengantaran jenazah ke tempat peristirahatan terakhir.
Sekali lagi, pada kegiatan pesta pemakaman suku Toraja, pengantaran jenazah menuju pemakaman dilakukan oleh banyak orang yang dilakukan seperti konvoi di jalan-jalan.
Mulai dari kendaraan roda 2 hingga roda 4 pasti akan memadati jalanan hingga tiba di lokasi pemakaman.
Ada lagi yang unik pada pelaksanaan pemakaman suku Toraja diperantauan, yaitu mengangkat peti jenazah yang diiringi dengan dendangan ritual dan loncat-loncatan dari para pengangkat peti. Hal ini disebut dengan ma’semba’.
Ma’semba’ dilakukan juga sebagai penghiburan bagi para keluarga yang berduka agar tidak larut dalam kesedihan.
Di mana pun Suku Toraja berada, selalu berusaha untuk membawa adatnya ketika tengah dihadapkan dengan duka cita. Perayaan pesta kematian Suku Toraja
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408