Jangan Kasih Ampun Pengedar Narkoba
Minggu, 29 Juni 2008 – 07:57 WIB
Kita minta tanggung jawab seluruh masyarakat, termasuk produser film. Raam Punjabi mengatakan, ada tiga jenis produser: produser yang lahir dan besar di film, produser yang hanya ingin cari keuntungan, dan produser yang sekadar ingin dekat dengan artis. Produser film dan sinetron itu punya tanggung jawab untuk membuat film yang mendidik, tidak hedonis, punya muatan moral yang kuat, dan menginspirasi. Sekarang sudah dimulai dengan film Nagabonar, Kun Faya Kun, Ayat-ayat Cinta. Itu lebih baik dibandingkan film-film tentang setan-setan, santet dan pelet. Produser dan pemilik bisnis informasi itu jangan hanya cari keuntungan saja. Bagaimana generasi muda bagus kalau disuguhi tontonan seperti itu.
Kementerian Pemuda dan Olahraga sendiri memiliki program apa?
Tanggung jawab penanggulangan masalah narkotika jangan dibebankan pada Badan Narkotika Nasional saja. Jangan hanya law enforcement yang sifatnya kuratif saja, tapi pencegahan lebih penting. Karena itu di Kantor Menpora kami membuat Rompi, atau Rumah Olah Mental Pemuda Indonesia, untuk rehabilitasi anak jalanan yang terjerat narkoba.
Kita juga punya program Pantas Juara (Pemberantasan Penjual dan Pengedar Narkoba), kita rekrut 5 ribu siswa di Jakarta untuk menjadi kader melawan peredaran narkoba di lingkungan mereka sendiri. Program ini sedang jalan ke daerah-daerah.
Ide dasarnya adalah you can’t save the world, but you can improve your community. Kamu tidak bisa menyelamatkan dunia, tapi kamu bisa selamatkan lingkunganmu. Kita kerjasama dengan BNN (Badan Narkotika Nasional) mengenalkan anak-anak sekolah dengan bahaya narkoba selama tiga hari. Setelah tahu bahaya dan bagaimana cara mafia narkoba beroperasi, dia akan menularkan pada keluarga dan teman-temannya. Kita harapkan paling tidak satu orang bisa menyelamatkan sepuluh orang.
BNN fokus di penindakan, siapa lead sector di pencegahan?
Banyaknya kasus narkoba di Indonesia, mengundang keprihatinan bagi Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Adyaksa Dault. Dia khawatir kalau hal ini
BERITA TERKAIT
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala