Jangan Lagi Ada Negosiasi dengan Teroris
jpnn.com, JAKARTA - Indonesia kembali berduka atas terjadinya pengeboman terhadap beberapa gereja di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/5) pagi.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Satuan Relawan Indonesia Raya (Satria) Gerindra Nizar Zahro mengatakan apa pun motifnya, aksi pengeboman tidak bisa diterima karena telah mencederai rasa kemanusiaan.
Apalagi lokasi pengeboman adalah tempat ibadah di mana doa-doa dikumandangkan sehingga harus terbebaskan dari aksi-aksi brutal vandalisme.
"Aksi pengeboman adalah tindakan biadab yang harus segera diberantas tuntas," kata Nizar.
"Tidak boleh berkompromi dan bernegosiasi dengan teroris," imbuhnya.
Dia menyatakan tindakan keras patut dikedepankan agar para teroris tahu bahwa Indonesia memiliki para patriot-patriot gagah yang siap sedia mengorban jiwa raga untuk kedamaian negerinya.
Ketua DPP Partai Gerindra itu menyatakan siapa pun yang mengingkari Pancasila dan kemudian memaksakan kehendaknya dengan melakukan pemboman maka akan digulung hingga ke akar-akarnya.
"Tidak boleh ada kelompok mana pun yang boleh memaksakan kehendak di bumi Indonesia. Semuanya harus tunduk pada Pancasila sebagai ideologi bangsa," jelasnya.
Aksi pengeboman adalah tindakan biadab yang harus segera diberantas tuntas. Tidak boleh berkompromi dan bernegosiasi dengan teroris.
- Anak Polisi Korban Bom Surabaya Diterima Sebagai Bintara Polri
- ISIS Serang Gereja di Tengah Kebaktian, 25 Orang Jadi Korban
- Densus 88 Beber Fakta 3 Terduga Teroris yang Ditangkap NTB, Ternyata
- 23 Orang Terduga Teroris Ditangkap, Jenderal Listyo: Satunya Perakit Bom
- Mahfud MD: Kalau Pelakunya Mengatasnamakan Agama, Berarti..
- Korban Bom Surabaya itu Tetap Jaga Gereja Meski Alami Cacat Fisik