Jangan Lagi Bergantung pada Sektor Migas

jpnn.com, SURABAYA - Kepala Divisi Formalitas Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Didik Sasono Setyadi menyebutkan, saat ini konsumsi migas Indonesia mencapai 1,4 juta barel per hari.
Padahal, produksinya hanya berkisar 760 barel per hari. Karena itu, dia mengimbau masyarakat mengurangi ketergantungan pada sektor migas.
’’Pemerintah pusat sebenarnya sudah berniat menggeser posisi minyak sebagai sumber pendapatan terbesar negara,’’ kata Didik dalam lokakarya di aula SKK Migas Surabaya, Senin (22/4).
Mengandalkan migas, lanjut dia, bisa menjadi ancaman. Dia tidak mau Indonesia bernasib sama dengan Venezuela.
Negara di Amerika Selatan itu bangkrut gara-gara harga minyak anjlok setelah menasionalisasi seluruh sumber migas.
Didik lantas menyebut Uni Emirat Arab (UEA) sebagai contoh negara minyak yang sukses bertransisi. UEA tidak lagi menjadikan minyak sebagai andalan meski produksinya melimpah.
’’Migas menjadi lokomotif ekonomi untuk menggerakkan sektor lain,’’ ujarnya.
Kini negara itu giat mengembangkan sektor-sektor industri nonmigas demi stabilnya pemasukan.
Kepala Divisi Formalitas Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Didik Sasono Setyadi menyebutkan, saat ini konsumsi migas Indonesia mencapai 1,4 juta barel per hari.
- Komisi XII DPR Puji Langkah Strategis Pertamina untuk Capai Target di 2025
- Metode Steamflood PHR, Inovasi Anak Bangsa untuk Ketahanan Energi Nasional
- Pertamina Raih Predikat Global Top Rated Industry, Mampu Pertahankan Tingkat Risiko ESG
- Pertamina Optimistis Pengembangan CCS/CCUS Berkontribusi Signifikan Mengurangi Emisi
- Konsorsium PHE, Sinopec & KUFPEC Teken Kontrak PSC Wilayah Kerja Melati, Ini Targetnya
- Pertamina Patra Niaga Raih 5 Penghargaan Keselamatan Migas 2024