Jangan Minta Anak Belajar Saat Liburan!
jpnn.com - KATA orang, liburan adalah masa petualangan, masa yang tepat bagi anak untuk mengenal hal-hal baru.
Namun studi Oliver James, psikolog anak, justru menemukan bahwa anak sesungguhnya mendambakan konsistensi dan repetisi ketika melalui waktu liburan mereka.
Apalagi bagi anak-anak yang masih belia, mereka membutuhkan rasa aman yang bisa terpenuhi manakala mereka berada di tempat yang mereka kenal dengan baik (dekat secara emosional).
Di tempat semacam itulah anak sudah mengidentifikasi apa yang mereka inginkan, sukai, dan apa yang ingin dijauhi.
"Jadi, wahai ayah bunda, senantiasa amati tanda-tanda stres anak ya. Takar kadar petualangan agar tetap bisa dilalui anak secara adaptif. Pahami bahwa anak butuh adaptasi, dan masing-masing anak punya pola serta tempo adaptasinya masing-masing," kata Henny Roesmiati, Sekjen Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) dalam pernyataan resminya, Jumat (23/6).
Dia menambahkan, banyak orang berpikir, tugas dari sekolah akan memberikan manfaat maksimal liburan bagi anak.
Faktanya, waktu belajar anak sudah sangat panjang. Apalagi berkat internet, jam belajar tidak lagi sebatas di sekolah.
Belajar, terlebih yang berfokus pada kognisi, seolah aktivitas tak berkeputusan. Itu meletihkan bahkan memuakkan.
KATA orang, liburan adalah masa petualangan, masa yang tepat bagi anak untuk mengenal hal-hal baru.
- Libur Panjang, DAMRI Jual 48.309 Tiket AKAP
- Pertamina Siapkan Pasokan 9 Juta Tabung LPG 3 Kg Selama Libur Panjang
- Jasa Marga Prediksi Puncak Arus Balik Libur Panjang, Catat Tanggalnya
- Tiket Whoosh Laris Manis Terjual, KCIC: Penumpang Didominasi dari Arah Jakarta
- Libur Panjang, Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut Pastikan Stok BBM hingga Elpiji Aman
- Libur Panjang Isra Mikraj-Imlek, Tiket Kereta Cepat Whoosh Laris Manis