Jangan Paksa Anak Kuasai Bahasa Asing, Bahaya!

jpnn.com, JAKARTA - Kecenderungan orang tua yang menginginkan anak-anaknya bisa menguasai bahasa asing dinilai keliru.
Anak-anak justru harus diperkuat bahasa Indonesianya sebelum menguasai bahasa lain.
"Orang tua yang memaksa anaknya lancar berbahasa Inggris tetapi mengabaikan bahasa Indonesia, menurut saya itu kesalahan fatal," tutur Prof. Endang Aminudin Aziz, M.A., Ph.D, Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dalam webinar penetapan Kota Tua sebagai Kawasan Praktik Baik Pengutamaan Bahasa Negara di Ruang Publik, Rabu (9/9).
"Ketika anak dipaksa menguasai bahasa yang tidak sering dipakai dalam kehidupannya sehari-hari, maka itu sudah merusak psikologi anak," imbuhnya.
Seharusnya, kata Endang, orang tua memperkukuh bahasa Indonesia anak.
Bila sudah kuat, baru bisa menambah dengan bahasa asing.
Dengan cara ini, anak-anak bisa menjadikan bahasa Indonesia sebagai identitasnya.
Jangan karena gengsi orang tua, malah menyiksa anak.
Anak-anak justru harus diperkuat bahasa Indonesia mereka sebelum menguasai bahasa asing.
- Hadapi Stigma Negatif Terhadap Pendidikan Inklusif, Begini Saran Lestari Moerdijat
- Fenomena #KaburAjaDulu Jadi Tren Anak Muda Merintis Karier di Luar Negeri
- Mercy Barends Buka-bukaan soal Kondisi Pendidikan di Daerah 3T
- Gubernur Jateng Dukung Penuh Program Sekolah Rakyat, Mulai Siapkan Lahan
- Waka MPR: PAUD Nonformal Bagian tak Terpisahkan dari Peta Jalan Pendidikan
- Waka MPR Lestari Moerdijat Dorong Layanan Pendidikan yang Merata Segera Diwujudkan