Jangan Paksa Inalum Pasok Listrik

Jangan Paksa Inalum Pasok Listrik
Jangan Paksa Inalum Pasok Listrik

Pertama, Inalum menghitung terlebih dahulu berapa kebutuhan energi listrik di angka yang paling aman, dengan memperhitungkan rencana pengembangan perusahaan ke depan.

"Kalau memang masih ada sisa, baru berikan untuk kebutuhan listrik Sumut. Tapi jika memang tidak ada sisa, ya jangan dipaksakan," ulasnya.

Kedua, menurut Fabby, mesim smelter Inalum tidak berproduksi selama 24 jam setiap harinya. Jadi beban kebutuhan listrik Inalum tidak sama dalam 24 jam sehari. Di jam-jam tertentu, kebutuhan istrik Inalum tidak dalam posisi puncak.

"Nah, itu bisa dihitung dan dirundingkan antara operator Inalum dengan operator PLN. Nanti di jam-jam di luar beban puncak, bisa dijual ke PLN untuk kebutuhan masyarakat Sumut," terangnya.

Sebelumnya, Dirut PLN Nur Pamudji kepada Dewan Perwakilan Daerah (DPD) menjelaskan, pihaknya sudah pernah meminta pasokan 135 MW ke Inalum, namun pihak Inalum tidak berkenan memberikan.

"PLN telah mengajukan pasokan daya sampai 135 MW sesuai dengan kapasitas penyaluran PLN, namun masih belum dapat dipenuhi oleh Inalum. Oleh karenanya PLN mengharapkan dukungan dari pemda," tulis Nur Pamudji dalam suratnya ke DPD tertanggal 28 Oktober 2013.

Dalam surat jawabannya, Direktur Divisi Perencanaan dan Keuangan Inalum, Akio Kurosaka terang-terangan menyatakan tidak bisa memenuhi permintaan PLN itu.

"Our maximum supply to PLN is 90 MW," demikian petikan surat jawaban yang diteken Akio Kurosaka.

JAKARTA -  Pengamat kelistrikan Fabby Tumiwa mengingatkan, PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) jangan terlalu dipaksa untuk memasok kebutuhan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News