Jangan Percaya Kunci Jawaban yang Beredar di Medsos

jpnn.com - JAKARTA - Kapolri Jenderal Sutarman mengingatkan agar para peserta ujian nasional (UN) tak percaya begitu saja dengan kunci jawaban yang beredar. Baik itu via Short Messages Service, maupun media sosial.
Menurut Sutarman, Polri punya jaringan dengan operator seluler untuk mendeteksi kecurangan itu. "Kalau ada SMS maupun media sosial tentang kunci jawaban, saya pastikan itu tidak benar," kata Kapolri kepada wartawan di Mabes Polri, Kamis (10/4).
Menurutnya, Polri juga akan menyamar di sekolah-sekolah untuk melakukan pemantauan indikasi kecurangan massal.
"Mereka tidak menggunakan seragam atau hanya menggunakan pakaian sipil sehingga murid-murid tidak mengetahui kehadiran polisi," katanya.
Namun, lanjut Sutarman, anggota tidak masuk ruang ujian meski masih dalam lingkungan sekolah. "Sehingga, para murid merasa tenang," ujarnya.
Pada bagian lain, Kapolri juga mengingatkan agar wilayah-wilayah yang secara geografis sulit dijangkau untuk pendistribusian naskah unas dan lembar jawaban agar didahulukan
"Saya ingatkan untuk Kepulauan Riau dan Papua, harus didahului, transportasi sesuai dengan geografis," katanya. Ia pun meminta Kepala Dinas Pendidikan di daerah untuk bekerjasama dengan pihak kepolisian dalam pendistribusian ke sekolah.
Ia pun meminta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memastikan naskah yang diantar sudah benar sehingga tak terjadi kesalahan dalam pendistribusian.
JAKARTA - Kapolri Jenderal Sutarman mengingatkan agar para peserta ujian nasional (UN) tak percaya begitu saja dengan kunci jawaban yang beredar.
- Optimalkan Pembelajaran Selama Ramadan, Educa Group Hadirkan Kisah Teladan Nabi
- Tanggapi Keputusan UI soal Disertasi Bahlil, Mendiktisaintek: Rasanya...
- Instruksi Rektor UI soal Disertasi Bahlil, Singgung Kualitas dan Substansi
- Waka MPR Lestari Moerdijat Dorong Layanan Pendidikan yang Merata Segera Diwujudkan
- Universitas Pelita Harapan Luncurkan Faculty of AI
- Guru Honorer Dapat Bantuan Rp 500 Ribu per Bulan, Tendik Piye?