Jangan Percaya Mitos Hoaks tentang MSG

Jangan Percaya Mitos Hoaks tentang MSG
Seminar dan demo masak yang diselenggarakan oleh Pergizi Pangan Jawa Timur, Universitas Airlangga, lini sehat dan disponsori oleh Ajinomoto. Foto: Ist

jpnn.com, JAKARTA - BERBAGAI kajian menunjukkan bahwa tiga alasan utama seseorang mengonsumsi pangan adalah menikmati makanan enak, terjangkau dan mewujudkan hidup sehat.

Tanpa pangan yang aman, tidak mungkin makanan menjadi enak atau lezat dan zat gizi yang terkandung di dalamnya bisa dinikmati dan dimanfaatkan oleh tubuh untuk hidup sehat.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa saat ini masih terbatas pengetahuan terkait keamanan pangan pada penjamah makanan, mahasiswa, dan masyarakat.

Misalnya penggunaan bahan berbahaya yang dianggap aman oleh penjamah makanan; penggunaan bahan tambahan pangan (BTP) yang aman, tetapi dianggap tidak aman oleh masyarakat; pangan yang menyebabkan alergi atau intoleran pada seseorang yang dianggap tidak aman bagi orang lain.

Salah satu contohnya adalah penggunaan MSG (Monosodium Glutamat) sebagai BTP yang masih dianggap memberikan dampak tidak baik pada tubuh.

Masih banyak mitos yang berkembang di masyarakat terkait MSG. Misalnya, konsumsi MSG bisa membuat bodoh, menyebabkan Chinese Restaurant Syndrome (CRS), alergi, dan sebagainya.

Jangan Percaya Mitos Hoaks tentang MSG

Padahal jika dikaji lebih dalam, MSG merupakan BTP yang tersusun dari sodium/natrium (Na) dan glutamat yang merupakan bagian dari protein (asam amino non esensial) (glutamate.org).

Saat ini masih banyak mitos yang berkembang di tengah masyarakat seputar pemakaian MSG.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News