Jangan Pilih Parpol Pembuat Macet saat Kampanye

jpnn.com - JAKARTA - Peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Firman Noor mengungkapkan bahwa sejumlah peneliti asing di Indonesia mengaku bingung melihat pola-pola kampanye partai politik menjelang pemilu legislatif dan presiden. Sebab, kampanye di Indonesia mengerahkan massa banyak hingga membuat jalanan macet.
"Peneliti asing itu pada bingung dengan pola kampanye parpol yang bisa mengerahkan banyak massa dan bikin jalanan macet dinilai sebagai kampanye sukses," kata Firman dalam Dialog Kenegaraan "Ragam Gaya Kampanye Calon Senator" di gedung DPD, Senayan Jakarta, Rabu (26/3).
Menurutnya, kebingungan para peneliti asing itu bersumber dari pemahaman mereka tentang kampanye yang baik dan berkualitas di sejumlah negara demokrasi tanpa mengerahkan massa sebagai indikator suksesnya kampanye. Sementara di Indonesia, kampanye yang dianggap sukses justru yang bisa memacetkan jalanan.
"Di sejumlah negara demokrasi, kalau ada kampanye partai politik yang bikin macet, pasti kampanye tersebut dinilai gagal karena menggangu ketertiban umum dan terancam kalah dalam pemilu. Logikanya, saat kampanye saja sudah bikin jalanan macet, apalagi kalau berkuasa," ujarnya.
Mestinya, kata Firman, kampanye menjadi ajang untuk menawarkan gagasan politik untuk lima hingga 10 tahun ke depan. Menurutnya, kampanye harusnya mengandung aspek edukasi ideologi tentang berbangsa dan bernegara.
Namun, kampanye di Indonesia justru jadi ajang hiburan. "Kampanye di Indonesia malah jadi ajang dangdutan," katanya.(fas/jpnn)
JAKARTA - Peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Firman Noor mengungkapkan bahwa sejumlah peneliti asing di Indonesia mengaku bingung
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Kemenag Targetkan Pengumpulan Zakat Nasional Naik 10% pada 2025
- Seluruh Fraksi Komisi I DPR Sepakat Bawa RUU TNI ke Paripurna untuk Disahkan Jadi UU
- Great Eastern Life Indonesia-OCBC Luncurkan GREAT Legacy Assurance, Ini Keuntungan & Manfaatnya
- Menko AHY Serahkan Sertifikat Hak Milik kepada 68 KK Warga Rempang
- Civitas Academica UGM Tolak RUU TNI, Rakyat Harus Melawan
- Sempat Sulit Dihubungi, Ridwan Kamil Akui Baik-Baik Saja, Lalu Klarifikasi Soal Hal Ini