Jangan Ragu dengan Kemampuan Industri Pertahanan Swasta
Connie melihat, pasar kebutuhan Alpalhankam dalam negeri masih juga menyisakan banyak ruang yang bisa diisi oleh BUMS, itu bisa dirujuk dari besarnya anggaran dana PDN/pinjaman dalam negeri yang dialokasikan pemerintah yang mencapai Rp15 triliun untuk periode 2015-2019.
“Namun tingkat penyerapannya masih sangat kecil, hingga tahun ini masih tersisa Rp9 triliun. Ini menandakan, masih ada banyak kebutuhan yang belum terpenuhi, padahal ada banyak cara untuk pemenuhannya, namun tidak tergarap secara optimal," ujarnya.
Dia menegaskan bahwa tujuan negara mendukung industrialisasi pertahanan keamanan adalah untuk memungkinkan pembangunan kemampuan pertahanan keamanan yang berkelanjutan.
Menurut dia, dengan kemandirian dalam memproduksi alat perlengkapan militer maupun juga pemeliharaan, maka tingkat kesiapan negara kakan semakin mantap.
“Selain itu, industrialisasi pertahanan juga akan membantu pertumbuhan ekonomi, menjadi poros bagi arah pengembangan inovasi dan teknologi, serta meletakkan dan memperkokoh landasan bagi industri nasional,” ujarnya.(fri/jpnn)
Menurut Jan Pieter Ate, industri pertahanan swasta sudah mampu membuat produk seperti pesawat tanpa awak, kendaraan taktis, kapal perang, hingga bom.
Redaktur & Reporter : Friederich
- Wakil Komandan Kormar Tinjau Tank Transporter untuk Korps Marinir TNI AL
- Resmikan Operasional Pabrik Amunisi Swasta Pertama di Indonesia, Ini Harapan Bamsoet
- Militer Ukraina Keluhkan Performa Tank Andalan Amerika di Medan Tempur
- Tidak Main-Main, India Siap Buka Rahasia Industri Pertahanannya demi Bantu Indonesia
- Kerja Sama PT PAL & Naval Group Dinilai jadi Langkah Maju Pertahanan Indonesia
- Bahas Kemandirian Industri Pertahanan, Dave Laksono Raih Gelar Doktor dari Unhan