Jangan Sampai Anak Kekurangan Zat Besi, Simak Penjelasan Ahli

Jangan Sampai Anak Kekurangan Zat Besi, Simak Penjelasan Ahli
Anak-anak Madrasah Ibtidaiyah Swasta Al Bustaniyah Cilegon penerima program Lampu Belajar. Foto: Natalia Laurens/JPNN

Guna mencegah permasalahan defisiensi zat besi, dr. Rizki menyebut orang tua memberikan protein hewani pada anaknya. 

Mulai dari daging merah hingga _sea food_ seperti ikan. 

"Bisa dengan daging merah. Atau enggak bisa juga dengan ikan-ikan laut,” tutur dr. Rizki

Selain itu, dia menyebut pangan terfortifikasi juga dapat menjadi pilihan untuk memenuhi zat besi pada anak. Beberapa contoh pangan terfortifikasi yakni seperti susu yang diperkaya zat besi, sereal sarapan, dan roti yang ditambahkan nutrisi.

Pangan terfortifikasi adalah makanan yang telah diperkaya dengan nutrisi tambahan, seperti zat besi, untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi harian. Selain itu pangan terfortifikasi sudah diformulasikan sehingga mengandung makronutrien dan mikronutrien yang dibutuhkan anak.

"Kalau makanan terfortifikasi itu kan sudah diformulasi ya. Jadi sebenarnya di bagian makanan itu dia ada makronutrien dan mikronutrien. Zat besi itu dia salah satu dari mikronutrien," ungkap dr. Rizki.

Senada dengan dr Rizki, Dr. dr. Dian Novita Chandra, M.Gizi mengatakan penambahan susu pertumbuhan yang diperkaya dengan zat besi dapat meningkatkan pemenuhan kecukupan asupan zat besi harian anak.

“Kurangnya konsumsi makanan yang kaya zat besi serta rendahnya penyerapan zat besi dalam tubuh bisa meningkatkan risiko defisiensi. Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk memastikan anak mendapatkan asupan zat besi yang cukup melalui pola makan seimbang,” ujarnya.

Dokter spesialis anak dari RSIA Bina Medika Bintaro, dr. Rizki Aryo Wicaksono, Sp.A, mengatakan anak yang mengalami anemia karena kekurangan zat besi dapat meng

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News