Jangan Sampai Matahari Kembar Model Pemerintahan SBY-JK Muncul Lagi
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago menyatakan capres maupun partai pengusungnya harus cermat dalam menentukan calon wakil presiden atau cawapres untuk Pilpres 2024.
Direktur eksekutif Voxpol Center Research and Consulting itu menegaskan cawapres dari partai politik yang memiliki basis dukungan kuat akan dapat membantu mengangkat elektabilitas capres. ?
"Memilih calon wakil presiden yang dapat menjaga stabilitas politik dan meredam potensi konflik di dalam pemerintahan dapat memberikan keyakinan kepada pemilih bahwa pasangan tersebut mampu menghadapi tantangan dan dinamika politik dengan baik," ujar Pangi melalui layanan pesan, Kamis (11/5).
Ipang -panggilan akrabnya- menambahkan ada kemungkinan cawapres digandeng karena kebutuhan tertentu capres sebagai user.
Dia memerinci kebutuhan tertentu itu bisa berupa representasi basis segmen pemilih yang tidak beririsan. Artinya, capres dan cawapres memiliki segmen pendukung berbeda.
Kebutuhan tertentu itu juga bisa berupa irisan representasi wilayah, misalnya Jawa dengan non-Jawa. Bisa juga kebutuhan capres akan cawapres didasarkan pada konteks blok ideologis.
“Pertimbangan lainnya ialah representasi kebutuhan pemilih Gen Z dan milenial,” ulasannya.
Walakin, Pangi mencurigai adanya desain tentang membisiki capres tertentu untuk menggandeng figur cawapres yang kurang tepat.
Pangi Syarwi Chaniago menyatakan chemistry antara capres dengan cawapres merupakan hal penting.
- Jumlah Anggota Koalisi Parpol di Pilpres Perlu Diatur Mencegah Dominasi
- Merespons Putusan MK Tentang PT Nol Persen, Sultan Wacanakan Capres Independen
- Sampit Bantul
- MK Hapus Aturan Presidential Threshold, Said PDIP Singgung Syarat Kualitatif Capres-Cawapres
- Anggap Muslim di Indonesia Paling Beruntung, Kepala BPIP Sebut Setiap WNI Terlahir jadi Capres
- Gugatan Ditolak PTUN, Ketua Tim Hukum PDIP Menggaungkan Prabowo Yes, Gibran No