Jangan Sampai Mimbar Keagamaan Dimanfaatkan Kelompok Radikal
jpnn.com, JAKARTA - Direktur Riset Setara Institute Halili menuturkan, rilis 200 nama mubalig dari Kemenag yang bersifat rekomendasi, mestinya tidak perlu dipersoalkan.
Karena itu hanya akan memberikan persepektif lain dari masyarakat bahwa mubalig atau dai yang lebih moderat dan toleran yang bisa memberikan ceramah pada saat Ramadan.
”Saat Ramadan seperti inikan tiap-tiap komunitas paling tidak butuh dua kali kultum (kuliah tujuh menit) perhari kan. Kalau ini tidak dikondisikan memang akan mudah diintrusi oleh dai mubalig yang radikal yang kemana-mana mengkafirkan orang,” ujar dia, seperti diberitakan Jawa Pos.
Dia mengungkapkan, ada banyak video ceramah orang-orang yang berpenampilan seperti penceramah tapi menghalalkan pembunuhan. Nah, rilis dari Kemenag itu bisa dianggap sebagai langkah pencegahan atau preventif.
”Bahwa panggung keagamaan, mimbar keagamaan, itu tidak dimanfaatkan oleh kelompok intoleran,” tambah dia. (jun/far)
Rilis 200 nama mubalig yang dikeluarkan kemenag mestinya tidak perlu dipersoalkan karena itu bagian dari langkah preventif menanggulangi penyebaran radikalisme.
Redaktur & Reporter : Soetomo
- Hati-Hati, Penipuan Berkedok Lowongan Petugas Haji di Media Sosial
- Kemenag Targetkan Pembangunan 160 Unit Green KUA
- Diikuti 38 Negara, MTQ Internasional Siap Digelar di Jakarta
- Kemenag Umumkan Peserta Lulus Seleksi CPNS, Sebegini Jumlahnya, Simak di Sini
- Usulan Terbaru BPIH, Turun Dibandingkan Proposal Sebelumnya
- 34 Calon Jemaah Haji Kotawaringin Mengundurkan Diri, Alasannya Berbeda-beda