Jangan Sembarangan Memberi Antivirus pada Anak Positif COVID-19
jpnn.com, JAKARTA - Anak yang terpapar COVID-19 tetapi tidak bergejala atau bergejala ringan, tidak memerlukan antivirus.
Demikian dikatakan dokter spesialis kesehatan anak Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) dr. Nina Dwi Putri, Sp.A (K).
"Bagi anak-anak yang tidak bergejala dan bergejala ringan tidak membutuhkan antivirus, kecuali pertimbangan khusus (dari dokter) anak-anak risiko tinggi untuk (bergejala) berat karena komorbid," kata dr. Nina dalam seminar daring Heartology Cardiovascular Center, dikutip pada Minggu (25/7).
Komorbid atau penyakit penyerta anak yang akan berisiko lebih besar untuk terpapar COVID-19 adalah pasien dengan gangguan sistem imun seperti kanker, gagal ginjal, autoimun, dan HIV.
Lalu mereka dengan kelainan jantung bawaan, penyakit paru kronik, asma, diabetes melitus, obesitas, dan kelainan saraf.
Lebih lanjut, dr. Nina mengatakan bahwa pemberian antivirus ditentukan oleh dokter sesuai dengan keadaan pasien.
"Dokter akan menentukan sesuai keadaan pasien. Anak sesak napas dan gejala berat dirawat inap dan diberikan antivirus," kata dr. Nina.
Dia juga menegaskan, antibiotik bukan obat COVID-19. Hal ini menyusul beredarnya narasi dan pesan di media sosial yang menyebut azithromycin, favipiravir, dan dexamethasone bisa untuk mengobati COVID-19.
Dokter Nina menjelaskan mengenai kapan anak positif COVID-19 harus diberi antivirus dan antibiotik.
- Usut Kasus Korupsi di Kemenkes, KPK Periksa Dirut PT Bumi Asia Raya
- Kasus Korupsi Proyek APD Covid-19, KPK Jebloskan Pengusaha Ini ke Sel Tahanan
- Korupsi Insentif Nakes RSUD Palabuhanratu, Polda Jabar Tangkap 3 Tersangka Baru
- Korupsi Pengadaan Masker Covid-19 di NTB, Kerugian Negaranya
- Menkes Sebut Virus Mpox atau Cacar Monyet Tidak Mengkhawatirkan seperti Covid-19
- Jilbab IKN