Jangan Sepele Menanggapi Curhat Teman yang Depresi

Jangan Sepele Menanggapi Curhat Teman yang Depresi
Ilustrasi depresi. Foto : Ricardo/JPNN.com

Ika yang menggunakan pendekatan Zen, perubahan perilaku, Brainspotting, seni gambar, Teknik Capacitar dan transgenerational dalam sesi terapinya itu mengakui, orang-orang cenderung hidup di dunia yang senang mengatur dan memberikan standar-standar terhadap bentuk tubuh dan wajah dan ini sebenarnya menyakitkan.

"Banyak yang akhirnya merasa tidak bahagia atau sulit menerima dirinya karena kondisi fisiknya. Nah biasanya memang saya akan gali satu persatu apa yang paling mengganggu dari dia, apa yang membuat image dia jadi begitu, kemudian kami cari cara untuk mengelola itu dan belajar mencintai diri kita sendiri," ucapnya.

Untuk itu, dalam menanggapi, sebaiknya hindari berkomentar menggunakan kalimat seperti "Halah masalah gitu aja dipikirin, sudahlah lupain" atau "makanya rajin ibadah biar enggak gampang stres."

Umumnya kalimat semacam ini sering terlontar sebagai reaksi orang lain terhadap orang yang mengalami stres dan depresi. Walau ada kesan menguatkan, namun bisa jadi malah tak menyelesaikan masalah.

Ika berpendapat, kalimat semisal "Ah kena masalah gitu aja langsung depresi", "Ya udah, sabar aja, tawakal/ikhlasin" atau malah mengaitkannya dengan masalah orang lain, terkadang bisa menyakitkan pada sebagian orang.


Bentuk respons yang disarankan

Tala berpendapat, latar belakang pendidikan memang akan mempengaruhi konten ucapan dan opini seseorang. Seseorang yang belajar psikologi pun bisa saja salah atau terburu-buru dalam menangapi masalah.

Selain pendidikan, pengalaman hidup juga akan sangat mempengaruhi bagaimana Anda berucap, bersikap menanggapi masalah. Ada yang menjadi lebih bijak ada yang justru menjadi lebih keras.

Bagi anda yang menjadi tempat curhat teman yang lagi depresi, sebaiknya tidak menyepelekannya.

Sumber ANTARA

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News