Jangan Sepelekan La Nina, Waspadalah!

jpnn.com, JAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG menyebut memasuki bulan Oktober 2020, fenomena la nina mulai terjadi.
Dampak yang akan terjadi adalah kenaikan curah hujan hingga 40 persen dibanding kondisi normal.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengimbau masyarakat di sejumlah daerah rawan bencana untuk waspada dan melakukan mitigasi mandiri.
Deputi Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Lilik Kurniawan mengajak setiap pemangku kepentingan termasuk masyarakat agar mengantisipasi fenomena cuaca la nina dengan memanfaatkan data meteorologi sehingga dapat melakukan mitigasi bencana secara seksama.
Lilik menyampaikan hal tersebut dalam webinar bertema "Fenomena La Nina apa yang harus dilakukan?", Minggu (11/10).
Ia mengatakan BMKG sudah menyuplai berbagai data prakiraan cuaca yang dapat diakses publik.
BNPB juga memiliki aplikasi InaRisk yang memetakan bencana di berbagai daerah di Indonesia.
Data yang tersedia, kata dia, dapat dimanfaatkan pemerintah dan publik untuk merencanakan berbagai hal sehingga la nina yang ada di depan mata tidak menimbulkan kerugian besar baik secara materi maupun nonmateri.
La nina adalah fenomena alam yang menyebabkan curah hujan di suatu kawasan turun dalam intensitas yang berlebih.
- Pasangan Suami Istri Dilaporkan Terseret Banjir Bandang di Bogor
- BMKG: Jakarta Diperkirakan Diguyur Hujan Ringan Hari Ini
- BMKG Sebut Sebagian Wilayah di Indonesia Hari Ini Berpotensi Hujan
- BMKG Meminta Warga Waspada Banjir Rob di 17 Wilayah di Indonesia, Catat Daerahnya
- Gempa Bumi 5,3 Magnitudo Guncang Waingapu NTT, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami
- Prakiraan Cuaca Hari Ini: Hujan Berpotensi Mengguyur Kota-Kota Besar