Jangan Sering Konsumsi Telur Asin, Ini Bahayanya untuk Kesehatan
jpnn.com, JAKARTA - TELUR asin adalah telur bebek yang diawetkan dalam air garam selama beberapa minggu.
Telur bebek digunakan (sebagai pengganti telur ayam yang lebih populer) karena tekstur cangkangnya yang memungkinkan penyerapan air garam lebih menyeluruh.
Setelah diawetkan dalam air garam, telur bebek mengembangkan konsistensi krim dengan rasa asin yang kaya.
Selain itu, tekstur yang dimiliki oleh telur bebek lebih kenyal dan rasanya lebih gurih daripada telur ayam.
Namun, waspadai risiko kesehatan yang muncul akibat terlalu sering mengonsumsi telur asin. Hal ini karena telur asin mengandung natrium (sodium) dan kolesterol yang tinggi.
Menurut laman Genpi.co, Selasa, makanan yang mengandung banyak garam berarti mengandung natrium dengan kadar tinggi.
Kandungan natrium yang tinggi biasanya ditemukan dalam makanan siap saji dan makanan olahan atau kemasan. Telur asin juga termasuk makanan yang tinggi natrium.
WHO (World Health Organization) atau Lembaga Kesehatan Dunia menyarankan asupan garam hanya 5 gram (setara dengan natrium 2.000 mg) per hari.
Ada beberapa bahaya kesehatan jika Anda terlalu sering mengonsumsi telur asin seperti meningkatkan risiko terkena penyakit ginjal.
- Ancaman TBC Melonjak, Pencegahan dan Pengobatan Harus Jadi Fokus
- Mayapada Breast Clinic jadi Layanan Terpadu untuk Kanker Payudara
- HUT Ke-60 Golkar, Ahmad Irawan Gelorakan Semangat dan Gaya Hidup Sehat
- Danone Indonesia Perkuat Peran Bidan sebagai Garda Terdepan Kesehatan Keluar
- 6 Manfaat Biji Pepaya, Ampuh Jaga Kesehatan Ginjal
- Hari Kesehatan Nasional, Srikandi Movement PLN Tingkatkan Kepedulian Kesehatan Ibu & Anak