Jangan Takut Ancaman 'Reshuffle'

Seruan Buyung Nasution untuk Parpol Koalisi

Jangan Takut Ancaman 'Reshuffle'
SERUAN - Mantan anggota Wantimpres Adnan Buyung Nasution (kanan) bersama pengamat politik Boni Hargens dan Indra J Piliang, saat memaparkan "Demokrasi di Indonesia", Minggu (7/2) di Jakarta. Foto: Mustafa Ramli/Jawa Pos.
Menurut Indra, kedudukan kontrak politik tersebut sangat lemah. Jauh lebih lemah daripada kontrak politik "koalisi besar" pada 1 Mei 2009 atau menjelang pilpres antara Golkar, PDIP, Gerindra, dan Hanura. "Jadi, kalau ada sikap pseudopolitik yang dilakukan politisi Partai Demokrat seolah-olah Golkar ada di ketiak mereka, jelas itu tidak benar," tegas Indra.

Adhie Massardi menceritakan pengalamannya saat menjadi juru bicara Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Menurut dia, ketika DPR membuat Pansus Angket Kaus Bulog, Gus Dur sama sekali tidak bereaksi negatif terhadap DPR. "Apa lagi mengancam partai-partai politik yang kadernya ada di kabinet," katanya.

Dia mengatakan, kubu Gus Dur sangat yakin bahwa presiden keempat itu tidak bersalah. "Kami yakin, itu hanya gombal-gombalan. Jadi, dibiarkan. Mestinya, kalau SBY juga yakin tidak bersalah, dia membiarkan pansus berproses," ujar Adhie.

Boni Hargens mengatakan, soal partai politik dilepas dari koalisi atau penggantian menteri itu merupakan hak prerogatif partai pemenang pemilu dan presiden terpilih. Kalau memang untuk memperbaiki kinerja kabinet, sah-sah saja presiden mengganti menteri. Begitu juga, melepas partai mitra koalisi yang sudah tidak sejalan.

JAKARTA - Mantan anggota Wantimpres (Dewan Pertimbangan Presiden) Adnan Buyung Nasution mengkritik keras kubu SBY yang mengancam akan me- reshuffle

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News