Jangan Takut Ancaman 'Reshuffle'
Seruan Buyung Nasution untuk Parpol Koalisi
Senin, 08 Februari 2010 – 06:05 WIB
Menurut Indra, kedudukan kontrak politik tersebut sangat lemah. Jauh lebih lemah daripada kontrak politik "koalisi besar" pada 1 Mei 2009 atau menjelang pilpres antara Golkar, PDIP, Gerindra, dan Hanura. "Jadi, kalau ada sikap pseudopolitik yang dilakukan politisi Partai Demokrat seolah-olah Golkar ada di ketiak mereka, jelas itu tidak benar," tegas Indra.
Adhie Massardi menceritakan pengalamannya saat menjadi juru bicara Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Menurut dia, ketika DPR membuat Pansus Angket Kaus Bulog, Gus Dur sama sekali tidak bereaksi negatif terhadap DPR. "Apa lagi mengancam partai-partai politik yang kadernya ada di kabinet," katanya.
Dia mengatakan, kubu Gus Dur sangat yakin bahwa presiden keempat itu tidak bersalah. "Kami yakin, itu hanya gombal-gombalan. Jadi, dibiarkan. Mestinya, kalau SBY juga yakin tidak bersalah, dia membiarkan pansus berproses," ujar Adhie.
Boni Hargens mengatakan, soal partai politik dilepas dari koalisi atau penggantian menteri itu merupakan hak prerogatif partai pemenang pemilu dan presiden terpilih. Kalau memang untuk memperbaiki kinerja kabinet, sah-sah saja presiden mengganti menteri. Begitu juga, melepas partai mitra koalisi yang sudah tidak sejalan.
JAKARTA - Mantan anggota Wantimpres (Dewan Pertimbangan Presiden) Adnan Buyung Nasution mengkritik keras kubu SBY yang mengancam akan me- reshuffle
BERITA TERKAIT
- Bea Cukai Semarang Serahkan Tersangka dan Barang Bukti Kasus Rokok Ilegal ke Kejaksaan
- Ketua MK Prediksi Ratusan Kandidat Bakal Mengajukan Sengketa Pilkada
- Truk Bawa Pendukung Paslon Bupati Tolikara Terbalik, 5 Orang Tewas, Lainnya Luka-Luka
- Terbukti Korupsi Proyek Kereta Api, 2 Mantan Kepala Balai KA Ini Divonis Penjara Sebegini
- DPM Beri Beasiswa Pelajar Berprestasi Kuliah ke China
- Mendikdasmen Abdul Mu'ti: Jangan Ada Lagi Guru yang Dipidana