Jangan Takut Beli Ikat Pinggang
Oleh Dahlan Iskan
Hal yang sama terjadi sepuluh tahun berikutnya. Lebih berat. Krismon itu. tahun 1998 itu. Saat itu kami sudah lebih kokoh. Berkat ujian di tahun 1988.
Tapi kami tidak lengah. Tetap kencangkan ikat pinggang. Ratusan ide, puluhan terobosan, penghematan, kerja lebih keras kami lakukan.
Karyawan pun saya larang beli baju baru. Tidak boleh pakai dasi. Ke kantor boleh pakai sandal. Mutasi besar-besaran dilakukan.
Karyawan berkorban habis-habisan. Mau kerja apa saja. Termasuk di luar bidangnya.
Salah satu karyawan ganti bicara. Di rapat umum perusahaan. ”Pak Dahlan juga harus berhemat. Tidak boleh lagi naik Mercy,” katanya.
Saya ingat nama karyawan itu. Ia wartawan. Yang biasa kalem. Pendiam. Kali itu berani bicara begitu kepada bos besarnya.
Di depan umum pula. Namanya akan abadi di hati saya: Budi Kristanto.
Saya pun spontan memutuskan. ”Sejak rapat ini saya tidak naik Mercy,” kata saya saat itu.