'Jangan Takut': Konsolidasi Masyarakat Sipil Setelah Teror pada Tempo

"Kami membacanya bahwa ini adalah bentuk baru dari teror kepada masyarakat sipil, pada media."
Bagja mengatakan bukan tidak mungkin gaya intimidasi yang lebih represif ini akan menjadi awal mula kembalinya pembungkaman pers seperti yang terjadi di era Orde Baru.
Tempo adalah salah satu organisasi media yang dikenal independen dan kritis pada pemerintah sejak masa Orde Baru.
Tempo pernah dibredel pada tahun 1994 oleh pemerintah Presiden Soeharto, setelah memberitakan dugaan kasus korupsi impor 39 kapal perang bekas Jerman Timur dengan alasan pemberitaan tersebut membahayakan stabilitas nasional.
Bagi wartawan senior Bayu Wardhana, teror yang diterima oleh Tempo bisa berdampak juga pada jurnalis dari media lainnya.
Terutama, kata Bayu, para jurnalis yang sebelumnya sudah menerima ancaman, atau dilarang meliput, bahkan diminta beritanya diturunkan, serta mereka yang kurang mendapat dukungan dari kantor beritanya.
"Pastinya ada efek yang makin berani menulis, tapi ada juga yang akan jadi pikir-pikir untuk menulis," jelas Bayu, yang juga Sekretaris Jenderal Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI).
'Momentum untuk konsolidasi'
Bagja berharap polisi bisa segera menemukan pelaku teror Tempo ini.
Teror kepala babi dan tikus tanpa kepala yang ditujukan kepada Tempo menjadi alarm peringatan untuk masyarakat sipil sekali lagi berkonsolidasi setelah lama
- Warga Indonesia Rayakan Idulfitri di Perth, Ada Pawai Takbiran
- Daya Beli Melemah, Jumlah Pemudik Menurun
- Dunia Hari Ini: Mobil Tesla Jadi Target Pengerusakan di Mana-Mana
- Kabar Australia: Pihak Oposisi Ingin Mengurangi Jumlah Migrasi
- Dunia Hari Ini: Unjuk Rasa di Turki Berlanjut, Jurnalis BBC Dideportasi
- Dunia Hari Ini: Kebakaran Hutan di Korea Selatan, 24 Nyawa Melayang