Jangan Tambah Luka di Pemilu 2019 karena Ada yang Belum Move On
jpnn.com, JAKARTA - Semua komponen bangsa terutama para elite politik harus semakin menyadari bahwa penyebaran hoaks, fitnah, provokasi dan caci maki, dalam jangka panjang akan menciptakan budaya kebencian dan kedengkian di masyarakat.
Peringatan itu disampaikan Ketua DPP Partai NasDem bidang Agama dan Masyarakat Adat, Hasan Aminudin melalui siaran persnya.
Mantan Bupati Probolinggo, Jawa Timur, dua periode itu menanggapi berkembangnya hoaks, fitnah dan provokasi yang merajalela menyebar terutama dalam masa kampanye Pemilu 2019 ini.
"Penyebaran hoaks, fitnah, provokasi itu tanpa disadari akan menciptakan permusuhan antara satu kelompok terhadap kelompok lain dalam masyarakat kemudian melahirkan kedengkian dan kebencian," kata politikus NasDem itu.
Caleg DPR RI NasDem Dapil Jawa Timur II Nomor Urut 1, itu merasa aneh, bahwa bangsa yang sudah puluhan tahun merdeka, kini terjebak pada hoaks, fitnah, provokasi, hanya karena ingin berkuasa.
Demokrasi yang semestinya menciptakan kecerdasan, saling menghargai perbedaan pilihan, malah berbalik mengancam persatuan dan kesatuan bangsa karena adanya kebencian di antara sesama anak bangsa.
Menurut Hasan, munculnya kebencian sebagai budaya memang belum dirasakan.
Namun, jika fitnah, hoaks, provokasi terus menerus dilakukan terhadap kelompok tertentu, maka lama kelamaan bibit kedengkian dan kebencian akan bertunas.
Hoaks dan fitnah muncul jelang Pemilu 2019 karena masih ada luka lama di pilkada yang belum selesai.
- Ketua DPP NasDem Ajak Warga Teluk Merempan Dukung Afni Zulkifli-Syamsulrizal
- Anggap Pernyataan Budi Arie Hoaks, Tim Pemenangan Pram-Doel Layangkan Somasi
- Jubir Pramono-Rano Pastikan Pernyataan Menkop Budi Arie Hoaks
- Budi Arie Dinilai jadi Korban Hoaks soal Judi Online
- Lawan Hoaks di Indonesia, TikTok Memperkenalkan Fitur Keamanan
- Cabup Empat Lawang Joncik Muhammad Diisukan Meninggal, Teman & Keluarga Menangis