Janji Kan, Sang PM Populis

Janji Kan, Sang PM Populis
PM Naoto Kan. Foto: Kiyoshi Ota/Getty Images.
Berkat latar belakangnya yang sangat biasa itu, Kan lebih cepat meraih simpati publik. Apalagi, sejak berani membongkar skandal penularan HIV/AIDS lewat transfusi darah yang disponsori pemerintah pada 1996, bapak dua anak itu dikenal sebagai figur politikus yang populis. Kebijakan yang dia telurkan selama menjabat sebagai menteri kesehatan dan kemakmuran maupun menteri ilmu pengetahuan dan teknologi Jepang pun selalu prorakyat.

Tetapi, perbedaan karakter pemimpin saja tidak cukup untuk memulihkan stabilitas politik dalam negeri Jepang. "Pergantian pemimpin saja tidak bisa membuat Jepang berubah ke arah yang lebih baik. Ini belum cukup bagi rakyat Jepang," lanjut Sone.

Apalagi, selain sifat-sifat positifnya itu, Kan punya kekurangan. Yakni, temperamental. Karena itu, dia dijuluki The Irritable-Kan. "Kadang-kadang dia meledak. Tetapi, dia orang yang tepat untuk menghadapi era perubahan seperti ini," kata Hajime Ishii, rekan satu parpol Kan.

Namun, perubahan yang coba diusung Kan tidak berhenti sampai di situ. Dalam kabinetnya, dia menghadirkan beberapa wajah baru. Salah seorang di antaranya, Renho, mantan model yang didapuk Kan sebagai menteri reformasi pemerintahan. Kan tidak bekerja seorang diri dalam upayanya meruntuhkan benteng konservatif Jepang yang sangat tertutup terhadap perubahan. Sang istri, Nobuko Kan, pun menggebrak tradisi dengan ogah dijuluki first lady.

TOKYO - Beban Naoto Kan sebagai perdana menteri (PM) Jepang yang baru sangat berat. Saat mengundurkan diri pada 3 Juni 2010, sang pendahulu - Yukio

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News