Janji Kerja Speed Tinggi
Sabtu, 22 September 2012 – 07:46 WIB
Kita harus merasakan apa yang dirasakan rakyat. Saya selama tujuh tahun (menjadi wali kota Solo) nggak pernah pakai voorijder. Paling hanya pas jemput menteri. Biar tidak telat, ya diatur jamnya. Kalau perjalanan diperkirakan 2 jam, kita berangkat 2,5 jam sebelumnya. Di mobil juga bisa sambil telepon kepala dinas. Kalau ikut merasakan macet dan kejengkelannya, kita akan terdorong untuk melakukan perubahan. Kalau lancar-lancar saja karena pakai voorijder, ya nggak bisa merasakan itu.
Masih terkait kemacetan, Anda akan menambah 1.000 unit bus Transjakarta dan merintis subway. Bahkan, Anda juga berencana mengubah busway menjadi railbus. Apa tidak sekalian railbus saja?
Kalau sudah ada railbus, busway digeser ke pinggiran Jakarta. Memang masih kurang. Nanti dihitung, kehadiran railbus mengurangi busway berapa. Itu gampang. Yang jelas, moda transportasi umum tetap, master plan tetap, blueprint juga tetap. Penyebarannya saja yang diganti. Kalau jalur padat diganti dengan railbus, selesai masalah.
Anda optimistis itu bisa mengubah pola berkendara masyarakat Jakarta agar mengoptimalkan moda transportasi umum daripada kendaraan pribadi?