Japfa Dapat Suntikan USD 80 Juta

jpnn.com - JAKARTA – Ketidakseimbangan terjadi terhadap produksi dan permintaan jagung domestik. Seharusnya, jumlah tempat produksi jagung bisa mengimbangi pertumbuhan industri pakan ternak.
"Produksi jagung tidak memadai. Efeknya, pertumbuhan pabrik pakan besar tak diimbangi suplai produksi jagung,” tutur Deputy Head of Corporate Finance PT Japfa Comfeed Indonesia (JPFA) Putut Djagiri, di Jakarta, Senin (15/8).
Kondisi itu, kata Putut, memaksa pihaknya mencari jalan keluar supaya tetap bisa menggunakan jagung lokal. Caranya dengan mendorong petani untuk menggenjot produksi meski jumlah produksi jagung saat ini telah cukup untuk perusahaan.
Di sisi lain, perusahaan menjalin kemitraan dengan firma investasi KKR. Dalam alianza bisnis itu, KKR menyuntik modal senilai lebih dari USD 80 juta guna mendongkrak ketahanan pangan sekaligus memenuhi permintaan pasar atas unggas dan protein terus meningkat.
”Ada peluang besar untuk perkembangan berkelanjutan industri agrifood. Itu ditopang pertumbuhan struktural konsumsi protein,” ucap Putut.
Kini daging unggas menjadi pilihan utama masyarakat karena banderol harga terjangkau, preferensi diet konsumen, dan peningkatan penetrasi pasar. Dengan 40 tahun pengalaman dan tim manajemen kuat, perusahaan siap berpartisipasi memperkuat ketahanan pangan dalam skala regional.
Perusahaan melihat rekam jejak investasi dan pengalaman investasi KKR dalam mengelola agrikultur di Asia. ”KKR merupakan mitra strategis untuk mengembangkan bisnis kami,” tukasnya.
Managing Director KKR Jaka Prasetya menambahkan, praktik agrikultur berubah drastis dengan adanya kemajuan teknologi ditambah perubahan demografis.
JAKARTA – Ketidakseimbangan terjadi terhadap produksi dan permintaan jagung domestik. Seharusnya, jumlah tempat produksi jagung bisa mengimbangi
- Satgas Ramadan & IdulFitri Pertamina Dinilai Berhasil Memitigasi Lonjakan Permintaan BBM
- Pemda Diminta Jadi Motor Investasi dan Pemerataan Ekonomi
- PLN IP Siap Penuhi Kebutuhan Hidrogen Sebagai Energi Alternatif Masa Depan
- Estpos Hadir di Pontianak, UMKM Kalbar Siap Masuk Era Digital
- Masyarakat tak Perlu Ragu Bertransaksi Emas Secara Digital di Pegadaian
- Harga Emas Antam Hari Ini Sabtu 19 April 2025: Tetap Stabil di Rp 1,965 Juta Per Gram