Jarak Buffer Zone Berstandar Internasional Patut Dicontoh di Indonesia
jpnn.com, JAKARTA - Pakar keselamatan dan kesehatan kerja (K3) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Juwari mengatakan, jarak buffer zone dengan standar internasional di luar negeri bisa menjadi contoh bagi objek vital nasional (Obvitnas) di Tanah Air.
Dalam hal ini, jarak buffer zone berstandar internasional tersebut cukup jauh dan steril dari permukiman penduduk.
“Buffer zone sangat dibutuhkan untuk mencegah bahaya sampai ke masyarakat. Untuk itu, kondisi buffer zone pada industri di negara maju yang jauh dari permukiman, patut dicontoh di Indonesia,” ujar Juwari.
Juwari mengingatkan keberadaan buffer zone memang sangat penting di semua Obvitnas.
Terutama bagi industri atau Obvitnas yang memiliki potensi bahaya, seperti kebakaran, ledakan, dan kebocoran bahan beracun.
Hanya saja, lanjutnya, sebenarnya belum ada ketentuan baku mengenai jarak buffer zone.
Jarak tersebut sangat tergantung dari masing-masing potensi bahaya dari industri atau Obvitnas.
Sebagai ilustrasi, Juwari mencontohkan dua industri atau Obvitnas yang sama, yakni bahan kimia.
Buffer zone sangat dibutuhkan untuk mencegah bahaya sampai ke masyarakat. Untuk itu, kondisi buffer zone pada industri di negara maju yang jauh dari permukiman.
- BNPT Beri Sertifikat ke-16 Pengelola Objek Vital soal Pencegahan Terorisme
- PT Anugerah Samudra Madanindo Pastikan Kelancaran Pembangunan PLTU Batang
- Kolaborasi Nawakara dan Polri untuk Jaga Keamanan di Objek Vital Nasional
- Pertamina Patra Niaga Pastikan Tidak Ada Minyak Tumpah ke Permukiman
- Polresta Palangka Raya Usut Penyebab Kebakaran di Permukiman Padat Penduduk
- Pertamina Teken Kerja Sama Pengamanan Objek Vital Nasional dengan Baharkam Polri