Jarak Pandang 0 Meter, Penyelam Andalkan Feeling

Jarak Pandang 0 Meter, Penyelam Andalkan Feeling
Foto: Guslan Gumilang/Jawa Pos

jpnn.com - PANGKALAN BUN - Upaya mengevakuasi jenazah korban jatuhnya pesawat AirAsia QZ85012 di dasar lautan sungguh tidak mudah. ‎

Sebab, diprediksi jarak pandang di dasar laut hanya 0 meter alias tidak bisa melihat benda di depannya.

Danden IV Satkopaska Kapten Laut (P) Armabar Edy Tirtayasa mengatakan, beberapa kali pihaknya telah mengecek kondisi lautan di Selat Karimata. Hasilnya, dari permukaan tampak biru gelap dan dapat diprediksi, penyelam tak melihat alias jarak pandang 0 meter.

"Ini merupakan pengaruh cuaca sekaligus kondisi sekitar. Banyak sungai biasanya lumpurnya banyak dan menghalangi pandangan," paparnya.

Dengan jarak pandang tersebut, yang bisa dilakukan anggota Satkopaska hanyalah menyelam dengan feeling. Artinya, penyelam hanya bisa menebak-nebak di mana ada serpihan atau jenazah. ‎"Tapi, ini hal yang biasa untuk Kopaska," ujarnya.

Untuk mengetahui benda yang ada didasar lautan dengan tanpa pandangan‎, maka Tim harus meraba-raba dasar lautan secara manual dengan tangan. Saat disentuh, tentu Tim mengetahui apakah itu logam, jenazah, atau hanya karang.

"Kalau dirasa merupakan bagian pesawat atau jenazah, tentu kami ambil dan masukkan ke keranjang evakuasi," paparnya.

Evakuasi jenazah memerlukan teknik khusus. Sebab, jenazah di laut yang membengkak mudah rusak. Hanya ada dua cara untuk mengevakuasinya. Pertama, memeluk dan memegang pinggang atau ikat pinggang. Cara kedua, dengan memegang tengkuk jenazah.

PANGKALAN BUN - Upaya mengevakuasi jenazah korban jatuhnya pesawat AirAsia QZ85012 di dasar lautan sungguh tidak mudah. ‎ Sebab, diprediksi jarak

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News