Jari 98 Ajak Pemuda Jaga Persatuan dan Persaudaraan Bangsa
jpnn.com, JAKARTA - Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia 98 (Jari 98) mengajak seluruh komponen untuk kembali merajut persatuan dan persaudaraan pada Hari Sumpah Pemuda ini.
Pasalnya, saat ini bangsa Indonesia sedang digerogoti berita hoaks, isu SARA, ujaran kebencian dan saling fitnah.
"Jangan sampai isi Sumpah Pemuda di balik menjadi para pemuda bersatu berikan sumpah serapah buat predator politik yang gila atau ngebet berkuasa halalkan segala cara," kata Ketua Presidium Jari 98 Willy Prakarsa dalam keterangan yang diterima, Minggu (28/10).
Menurut dia, Sumpah Pemuda harus bisa mengatasi segala permasalahan yang ada di Indonesia. Pemuda, harap Willy juga berperan aktif memberikan nilai positif untuk negeri ini.
"Kalau ada yang masih dimanfaatkan atau memanfaatkan pemuda demi meraih kekuasaan saya sarankan periksa atau tes kejiwaan ke dokter psikiater terdekat," terang dia.
Lebih lanjut kata Willy, para pemuda harus bisa fokus mengatasi masalah sosial seperti perubahan iklim dari pancaroba ke musim hujan guna antisipasi banjir khususnya Jakarta di beberapa titik.
Willy menyarankan, para pemuda membersihkan selokan air dari sampah dan saling gotong-royong.
"Karena kami khawatir ada sisa sampah bekas bendera HTI berserakan yang nantinya memicu pecah belah bangsa," tandas Willy. (tan/jpnn)
Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia 98 (Jari 98) mengajak seluruh komponen untuk kembali merajut persatuan dan persaudaraan pada Hari Sumpah Pemuda ini.
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga
- Peringatan Sumpah Pemuda, PNM Berdayakan Anak Muda dalam Konservasi Terumbu Karang
- Untar Kobarkan Semangat Sumpah Pemuda dan Cinta Budaya Lewat Pagelaran Tari Nusantara
- Muda Berbudaya Festival, Usung Semangat Kebaruan Sumpah Pemuda & Perubahan Zaman
- Peringati Hari Sumpah Pemuda, Ketum KNPI Sampaikan Harapan Kepada Menpora Dito
- Pesan Cagub Malut Husain Alting Sjah Saat Hadiri Ibadah Syukur Peringatan Sumpah Pemuda
- Project Child Indonesia Gelar Volunteering Bertajuk Keberlanjutan & Sumpah Pemuda di Pacitan