Jaringan Media Terbesar, Terluas, dan Terbukti
Senin, 26 Juli 2010 – 14:12 WIB
Tiga hari, 20-21-22 Juli 2010, Forum Pemimpin Redaksi (Pemred) Jawa Pos Group menggelar informal meeting, di Hotel Ciputra, Jakarta. Tokoh-tokoh news maker hadir, dari politisi, pengusaha, dirut BUMN, meteri, LSM dan internal media. Mereka lebih banyak bicara back ground sebuah peristiwa, bukan untuk public expose.
Seperti diketahui, jaringan media Jawa Pos Group hingga semester I tahun 2010 ini sudah lebih dari 165 media cetak, yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Sebagai media berjaringan, group ini sudah menjadi yang terbesar di Indonesia dengan jangkauan terluas di seluruh ibu kota provinsi dan kota-kota besar lain di negeri ini. Dan terbukti semakin kokoh.
:TERKAIT Berawal dari sebuah koran di Kota Surabaya yang hampir mati, Jawa Pos mengembangkan grup media menjadi spektakuler seperti sekarang. Jawa Pos sendiri lahir pada 1 Juli 1949. Pendirinya adalah The Chung Shen, dengan Gho Cheng Hok sebagai pemimpin redaksi pertama. Kantor pertama Jawa Pos berada di Jalan Kembang Jepun, samping Jembatan Merah yang lagunya sangat tersohor itu. Dari China Town-nya Surabaya itu berkembang pesat ke sejak era 90-an.
Tahun 1982, kondisi Jawa Pos sungguh amat memprihatinkan. Rata-rata oplah tercetak harian tidak lebih dari 6.000 eksemplar. Tentu, aneka problematika lain ikut membelit perusahaan. The Chung Shen, yang pada saat itu sudah berumur 83 tahun, lantas menjual Jawa Pos ke PT Grafiti Pers, penerbit Majalah Tempo.
Fondasi awal manajemen baru Jawa Pos ini disusun oleh Direktur Utama PT Grafiti Pers kala itu, Eric Samola.