Jaringan Teroris Solo Didoktrin Benci Polisi

Jaringan Teroris Solo Didoktrin Benci Polisi
Jaringan Teroris Solo Didoktrin Benci Polisi

Setelah mendapatkan ajaran  membenci polisi, Bayu cs pun mulai merencanakan aksi mereka. Pada 16 Agustus 2012, ia mengaku mendapat pesan singkat dari Farhan yang menjadi komandan lapangan untuk merencanakan penembakan terhadap polisi. Bayu ditugaskan melakukan survei untuk aksi 17 Agustus 2012 di pos pengamanan Lebaran di Glembekan, Solo.

"Kita pulang sekitar pukul 01.00 dini hari (17 Agustus). Saya di-sms lagi sama Farhan, disuruh ngecek. Saya ngecek di situ (target) sudah siap sehingga Farhan dan Firman bisa melakukan penembakan. Setelah itu jam 1.30 dini hari, dia melakukan penembakan. Eksekutornya Farhan karena dia punya senjata api," papar Bayu.

Setelah penembakan itu, kata Bayu, kelompoknya merencanakan teror kedua pada 18 agustus 2012. Lagi-lagi, Bayu yang diminta melakukan survei di pos pengamanan Lebaran di Gladak, Solo, Jawa Tengah.

Setelah mengamati kegiatan di pos itu, Bayu juga ditugaskan mengawasi aksi Farhan dan Muchsin yang akan melemparkan granat ke pos pengamanan tersebut pada pukul 21.00 Wib. "Pimpinan kami bilang mendekati Lebaran banyak polisi di pos-pos tersebut. Ternyata benar, di pos Galadak lumayan banyak polisi,"papar Bayu.

JAKARTA - Jaringan teroris Solo yang menargetkan polisi sebagai sasaran teror bukannya tanpa alasan. Menurut salah satu tersangka dalam jaringan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News