Jasa-Jasa Kurdi yang Dilupakan Washington

jpnn.com - Amerika Serikat memilih satu barisan dengan Irak sebagai penentang kemerdekaan Kurdi. Padahal, selama ini pasukan paramiliter Kurdi sangat sering membantu Negeri Paman Sam itu.
Dalam artikel yang ditulis Max Fisher untuk The New York Times, pengamat politik AS itu menyatakan bahwa jalur yang Kurdistan Regional Government tempuh untuk merdeka tidak tepat.
’’Referendum memang bisa menjadi langkah awal. Tapi, itu hanya berhasil bagi kelompok masyarakat yang kisah nelangsa dan represinya di bawah rezim penguasa tersebar luas di seluruh dunia,’’ ungkapnya.
Simpati masyarakat internasional, menurut Fisher, adalah modal utama yang seharusnya KRG peroleh sebelum menempuh referendum.
Dalam kasus Kurdi, dunia tidak bersimpati kepada masyarakat yang tersisihkan di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Mereka mengenal Kurdi sebagai kelompok separatis yang berusaha memisahkan diri dari negara berdaulat yang selama ini menampung mereka.
Sebenarnya, Presiden KRG Masoud Barzani berharap referendum kemerdekaan tersebut bisa mendatangkan simpati untuk Kurdi. Saat itu dia membayangkan bahwa AS dan sekutunya akan mendukung upaya KRG untuk merdeka.
Di luar dugaan, Washington malah lantas bersekutu dengan Baghdad. Seluruh sekutu AS pun langsung berkubu dengan Irak. Tinggallah KRG sendirian memperjuangkan kemerdekaan yang mereka inginkan.
Amerika Serikat tak mendukung kemerdekaan Kurdi meski sering dibantu dalam perang melawan terorisme
- Inilah Dampak Perang Dagang Tarif Resiprokal AS vs China Bagi Indonesia
- Bea Cukai Dukung Ekspor Perdana 273 Kg Teripang Susu Putih Asal Minahasa Utara ke AS
- Rambah Pasar Amerika Serikat, OKX Luncurkan Bursa Kripto Terpusat & Dompet Crypto Web3
- Gakoptindo Yakin Kebijakan Tarif Trump tak Memengaruhi Harga Kedelai dari AS
- 33 Tahun Ada, Tupperware Resmi Hengkang dari Aktivitas Bisnis Indonesia
- Perang Dagang China-AS, Prabowo Bimbang Keduanya Teman Baik